Negosiasi Amerika Serikat-Taliban, AS Janji Tarik Pasukan

Menhan AS, Mark Esper (kiri) dan Menlu AS Mike Pompeo yang berjabat tangan dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, selama Konferensi Keamanan Munich ke-56 di Munich, Jerman, pada Jumat (14/2/2020). [Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AP)

MUNICH | Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper, menyatakan, perjanjian gencatan senjata antara AS dan Taliban yang dapat menyebabkan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan bukan tanpa risiko tetapi “terlihat sangat menjanjikan.”

Demikian dikatakan Esper pada Sabtu (15/2/2020), dilansir dari AssociatedPress (AP). Esper dan Sekretaris Negara/Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, sebelumnya telah bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, pada Jumat (15/2/2020) dalam Konferensi Keamanan Munich ke-56, Jerman. Konferensi ini berlangsung pada 14-16 Februari 2020. Sebelumnya, seorang pejabat senior AS mengungkapkan, perjanjian itu telah selesai dan akan segera berlaku.

Esper mengatakan, sudah waktunya untuk memberikan kesempatan perdamaian di Afghanistan melalui negosiasi politik. Harapannya adalah bahwa kesepakatan akan diumumkan secara resmi pada hari Ahad (16/2/2020) ini dan pengurangan kekerasan akan dimulai pada Senin (17/2/2020) mendatang. .

“Jadi kita sekarang membahas proposal pengurangan kekerasan yang dinegosiasikan antara duta besar kita dan Taliban,” kata Esper di Konferensi Keamanan Munich, Jerman. “Itu terlihat sangat menjanjikan.”




BACA JUGA:


Menurut Esper, mereka harus memberi kesempatan perdamaian, dan itu berarti memungkinkan para diplomat AS bekerja bersama dengan mitra dan sekutu AS di lapangan.

Jika negosiasi berhasil, hal itu akan mengakhiri perang selama tujuh hari dan kemudian dilakukan penandatanganan perdamaian antara AS-Taliban. Setelah itu, AS akan membicarakan damai dengan seluruh pihak di Afganistan dalam 10 hari ke depan. Bila itu berhasil, maka AS berencana menarik pasukannya secara bertahap selama 18 bulan, dari total 12.000 pasukan menjadi sekitar 8.600 personil.

Terpisah, Pemimpin North Atlantic Treaty Organization (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan kepada konferensi keamanan di Munich, ia juga mendukung rencana tersebut. “Kami tidak meninggalkan Afghanistan tetapi kami siap untuk menyesuaikan tingkat kekuatan kami jika Taliban menunjukkan kemauan dan kemampuan untuk mengurangi kekerasan dan membuat kompromi nyata yang dapat membuka jalan bagi negosiasi di antara rakyat Afghanistan untuk perdamaian berkelanjutan,” katanya. (*)

Cari di INDHIE

3 Trackbacks / Pingbacks

  1. Tuduh Maduro Diktator, Amerika Berlakukan Sanksi Industri Minyak Venezuela – indhie
  2. Pasca Negosiasi AS-Afganistan, Ashraf Ghani Putuskan 1.500 Tahanan Taliban Dibebaskan – indhie
  3. Pasca Negosiasi dengan AS, Presiden Afghanistan Putuskan 1.500 Tahanan Taliban Dibebaskan – indhie

Leave a Reply