MEDAN | Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Prof Dr KH Saidurrahman MAg berharap mimpi UINSU menjadi Universitas kelas dunia (World Class University) dapat menjadi kenyataan pada tahun 2045 seiring dengan 100 Tahun Indonesia emas.
Dia menjelaskan, setelah membaca, menelaah, mengkaji dan menganalisis secara mendalam, masalah yang harus segera diselesaikan adalah, persoalan akreditasi institusi dan program studi (prodi), sarana dan prasarana serta kepercayaan diri dan motivasi untuk bangkit.
“Tiga masalah tersebut dapat diatasi dengan baik. Untuk yang pertama, setelah melakukan reakreditasi Institusi, IAIN yang semula akreditasinya C meningkat menjadi B. Dua tahun mendatang, Akreditasi itu akan meningkat menjadi A atau unggul. Beberapa prodi juga telah berhasil meningkat menjadi B. Kaitan dengan Sarana dan Prasarana, UINSU bekerja keras agar penambahan sarana dan prasarana seiring dengan perkembangan fakultas-fakultas, segera terealisasi,” ungkap Prof Saidurrahman kepada wartawan di Kampus II Gedung Rektorat UINSU Medan, Jalan Wiliem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Selasa (15/10/2019).
Tiga masalah ini mendapatkan prioritas Prof Saidurrahman. Keberhasilan UINSU dalam hal sarana prasaran ini terbukti dengan realisasi pembangunan 7 gedung IDB dituntutngan yang diharapkan pada tahun 2020 sudah bisa digunakan. Kemudian selesainya pembangunan gedung Fakultas Ilmu Sosial, realisasi SBSN I dalam bentuk gedung Kuliah bersama enam tingkat seharga Rp45 miliar dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian.
Selanjutnya, lanjutnya, gedung kuliah yang bersumber dari SBSN tahap II dalam bentuk gedung kuliah dengan anggaran biaya Rp40 miliar. “Keberadaan gedung kuliah dan laboratorium ini diharapkan dapat menjawab peroblema besar UINSU Medan selama ini dalam hal sarana dan prasaran. Demikian juga dengan pembangunan wisma Syari’ah di jalan Sutomo Medan,” sebutnya.
Dalam program kerja untuk peningkatan sarana dan prasarana, Rektor UINSU bersungguh untuk mencari pendanaan dari pihak luar, baik dari luar ataupun dari dalam negeri. UINSU memperoleh bantuan IDB sekira Rp264 miliar dan bantuan Negara Arab Saudi untuk pembangunan Gedung pusat bahasa sebesar Rp8 miliar.
“Sedangkan dari dalam negeri, UINSU menerima bantuan dari Ketua Dewan Penyantun H Anif sebesar Rp10 miliar, Gedung H Ijek sebesar Rp2 miliar, dan bantuan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam bentuk bangunan Wisma Syari’ah sebesar Rp2 miliar. Demikian juga dengan bantuan Walikota Medan dalam bentuk upaya sertifikasi tanah Sutomo,” paparnya.
Dijelaskan Prof Saidurrahman, salah satu bentuk pertanggungjawaban terhadap negara dan publik dalam tahun 2016, 2017 dan 2018, laporan keuangan UINSU telah dinyatakan bersih (clear) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Insya Allah, pada tahun 2019 yang sedang berjalan, UINSU bertekad untuk mempertahankan keberhasilan pelaporan keuangannya agar tetap clear,” imbuh Prof Saidurrahman. (*)
Laporan: Hendra