BEIJING | Penyebaran Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) benar-benar menjadi pukulan telak bagi ekonomi China. China yang menjadi pusat wabah kini bukan hanya harus tetap menghadapi penyebaran dan penanggulangan COVID-19, melainkan juga dampak terhadap perekonomian mereka.
Diperoleh dari data Bea Cukai China, kantor berita AssociatedPress pada Sabtu (7/3/2020), menulis laporan, kalau perdagangan China mengalami pukulan telak. Ekspor China turun dua digit pada Januari dan Februari.
Ekspor turun 17,2% dari tahun sebelumnya menjadi US$292,4 miliar. Padahal, pada Desember 2019 kemarin, ekspor China mengalami kenaikan 7,8%. Impor turun 4% menjadi US$299,5 miliar. Neraca perdagangan global China menjadi defisit US$7,1 miliar dalam dua bulan pertama di 2020 ini.
Sementara itu, ekspor ke Amerika Serikat anjlok 27,7% pada Januari dan Februari menjadi hanya US$43 miliar. Sementara impor barang-barang Amerika Serikat (AS) merangkak naik 2,5% menjadi US$ 17,6 miliar. Meski demikian, China masih mencatat surplus perdagangan sebesar US$25,4 miliar dengan AS.
“Penurunan tajam ekspor ke AS adalah hambatan utama,” kata Liang Zhonghua, Kepala Analis Makro di Lembaga Penelitian Zhongtai Securities, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Sabtu (7/3/2020).
Menghadapi efek COVID-19, China juga harus meningkatkan pembelian produk pertanian, peralatan medis pelindung dan produk-produk penting asing dari luar negeri untuk mengimbangi kekurangan pasokan yang disebabkan oleh penurunan produksi domestik.
Angka hari Sabtu (7/3/2020), menunjukkan, impor produk daging China dalam dua bulan pertama tahun ini melonjak 120,7% Year on Year (YoY) menjadi US$4,64 miliar. Sementara impor kedelai pada periode itu naik 14,2% dari tahun sebelumnya menjadi 13,51 juta ton. (*)
5 thoughts on “COVID-19: Perdagangan Januari-Februari Anjlok, China Mulai Tumpur?”