ORANG dzalim akan berkumpul dengan orang-orang dzalim. Maka, sibukkanlah mereka. Sibukkanlah orang-orang dzalim dengan orang-orang dzalim lainnya. Mereka yang terus merancang kejahatan demi kejahatan, memanipulasi kebenaran, melancarkan fitnah dan tipu daya. Lalu, menikmati kedzaliman itu seperti laiknya hidangan di atas meja kaca mereka.
Ketika mereka meminta maaf, maka janganlah kau terkecoh. Di situlah kedzalimannya semakin terang seperti siang. Kura-kura dalam perahu, berpura-pura memanglah tabiat para penipu.
Tiadalah guna kau nyatakan, tapi senyum licikmu kau sembunyikan. Sama saja; yang kau nyatakan atau yang kau sembunyikan.
Ingatlah! Doa dan air mata orang-orang yang didzalimi akan langsung dibawa ke atas awan; menuju kekuasaan, kemuliaan, dan kebesaran Tuhan: tanpa penghalang. Takutlah, berhati-hatilah.
Duhai engkau yang didzalimi, bersabarlah. Pertolongan pasti datang, sekalipun nanti. Pasti akan datang seperti pastinya kematian dan hari pembalasan. Oh Tuhan, selamatkan kami, selamatkan kami, tolong kami dari kejahatan mereka.
Namun begitulah, bagi orang-orang dzalim, peringatan dan nasihat akan sama saja; kalian tentu tak akan mengindahkan peringatan itu, bukan?
Terserahlah. Tapi, Tuhan tidak akan pernah lupa, tidak lengah, dan tidak pernah tidur. Walau kau ingin sekali menganggap hal sebaliknya, menganggapnya tak ada, omong kosong belaka, bukan? Terserahlah.
Tuhan akan membuat orang-orang dzalim berkumpul dengan orang-orang dzalim lainnya. Menyibukkan mereka. Lalu… (*)
Nirwansyah Putra
[indhie] – februari 2024