Muktamar Selesai, Giliran Musyawarah Muhammadiyah Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting – indhie.com

Muktamar Selesai, Giliran Musyawarah Muhammadiyah Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting

Seluruh musyawarah persyarikatan Muhammadiyah tingkat wilayah, daerah, cabang, dan ranting se-Indonesia dijadwalkan sudah akan selesai dalam 3 bulan ke depan.
Wapres KH Ma’ruf Amin memukul gong, menutup Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah. [foto: tim media muktamar]

SURAKARTA | Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah, telah resmi ditutup Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin, pada Ahad (20/11/2022) kemarin. Di antara hasilnya adalah 13 Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027. Setelah muktamar selesai, maka kini giliran pelaksanaan musyawarah wilayah, daerah, cabang, dan ranting Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Dijadwalkan, seluruh musyawarah di setiap tingkatan akan selesai dalam 3 bulan ke depan.

Demikian dikatakan Ketua Umum terpilih PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, dalam jumpa pers usai Sidang Pleno VII Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, Ahad 20/11/2022).

Menurut Haedar, kepemimpinan PP Muhammadiyah merupakan satu mata rantai terstruktur dengan pimpinan wilayah, daerah, cabang rantai hingga pimpinan cabang istimewa di luar negeri.

“Maka kepemimpinan kami ke depan harus mampu mendinamisasi seluruh gerakan kepemimpinan secara nasional. Insya Allah setelah Muktamar ini akan diikuti musyawarah wilayah, daerah, cabang dan ranting yang ini kita jadwal sedemikian rupa sehingga dalam 3 bulan ke depan semua permusyawaratan sudah selesai,” kata Haedar.



Dengan begitu, menurut Haedar, dapat memberi peluang bagi PP Muhammadiyah bersama-sama secara nasional menjalankan program yang telah diputuskan di muktamar ke-48 ini.

Sebelumnya, Sidang pleno VII itu merupakan pleno khusus yang dilakukan ke-13 pimpinan pusat yang telah terpilih. Agenda utamanya adalah menentukan struktur kepemimpinan PP Muhammadiyah.

“Kami tadi telah bersidang santai tapi serius dari hati ke hati mengenai masa depan Muhammadiyah sebagaimana telah menjadi pembahasan dalam sidang. Kami yang 13 ini mengemban amanah ini kolektif kolegial dan tersistem sebagaimana karakter kepemimpinan Muhammadiyah. Saya selaku ketua umum sebagai ketua umum hanya sejengkal didepankan seinchi ditinggikan. Tetapi prinsip kepemimpinan adalah kepemimpinan kolektif kolegial,” tegas Haedar. (*)


Laporan: Dhabit B. Siregar