Kawasan Lapangan Merdeka Medan, Titik Nol yang Kian Renta

Kawasan Lapangan Merdeka adalah Titik Nol Kota Medan. Pertimbangannya, kawasan itu dulu menjadi sentra kegiatan dari perdagangan, pemerintahan, kantor pos, stasiun kereta api hingga hotel pertama di Kota Medan. Lapangan yang dulu bernama Esplanade ini sempat dijuluki “Taman Burung” oleh Belanda dan “Fuku Raidu” oleh Jepang. Pada 6 oktober 1945, Mr Muhammad Hasan sebagai Gubernur Sumatra Timur mengumumkan kemerdekaan RI kepada seluruh masyarakat Kota Medan di tempat itu. Sejak itu, namanya berubah menjadi Lapangan Merdeka.
Kawasan Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, tempo dulu. (foto: repro koleksi Muhammad TWH)

LAPANGAN Merdeka bak memori yang terselip-selip di bagian ujung ingatan warga kota Medan. Memori itu mungkin saja menguak kuat bila berada di ujung Jalan Raden Saleh dan menatap langsung ke Gedung Jakarta Lloyd. Gedung ini dulunya adalah kantor perusahaan pelayaran The Netherlands Shipping Company dan sempat menjadi Kantor Rotterdam’s Lloyd.

Di seberangnya berdiri pula Gedung PT London Sumatera Indonesia yang juga sering disebut Gedung Juliana. Gedung ini dulu dipunyai oleh Harrison & Crossfield, sebuah perusahan perkebunan milik Inggris. Di sebelah kanannya, Gedung Bank Bumi Daya dan Gedung Bank Exim yang di masa silam dipunyai The Netherlands Trading Company atau Nederlandsche Handel Maatschappij (1929).



Tentu, yang tak boleh dilupakan adalah gedung bersejarah bernama Balai Kota Medan yang kini hanya menyisakan bagian depannya saja. Balai Kota telah berubah menjadi Hotel Grand Aston. Di belakangnya menjulang gagah Bank of China.

Di sebelah kiri Balai Kota ada Gedung Bank Indonesia (dulu bernama Javasche Bank). Gedung ini dibangun pada tahun 1910 oleh asosiasi Hulswit and Fermont dari Weltevreden and Ed Cuypers dari Amsterdam. Tepat di sebelahnya, berdiri gagah hotel pertama di Kota Medan yaitu Hotel de Boer, yang saat ini lebih dikenal sebagai Hotel Darma Deli.

Di depan itu semua, di samping Lapangan Merdeka Medan, berdirilah Gedung Kantor Pos Besar Medan. Gedung yang didirikan tahun 1909-1911 oleh seorang bernama Snuyf  dan diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Jawatan Pekerjaan Umum Belanda untuk Indonesia. Di sebelahnya, bertapak gedung Witte Societet (1886).

Jajaran antik itu juga dulu yang pernah membuat istilah “Paris Van Sumatra” sempat singgah ke Kota Medan. (baca juga: Saat Medan Berjuluk Paris van Sumatra)

* * *

(bersambung…)

Cari di INDHIE

4 Trackbacks / Pingbacks

  1. Paris van Sumatra, Masa Lalu Kota Medan – indhie
  2. Saat Medan Berjuluk Paris van Sumatra – indhie
  3. Akhyar Nasution Mau Buat Kesawan Medan Seperti Malioboro – indhie
  4. GP Al-Washliyah Sumut Datangi Akhyar, Rencana Datangkan Ustadz Somad – indhie

Leave a Reply