OTTAWA | Kanada lebih menyukai seandainya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi warning sebelum membunuh jenderal Iran, Qasim Sulaimani. Pasalnya, akibat serangan itu, Iran langsung membalas dengan membombardir pangkalan militer AS Ain Al-Asad di Anbar, Irak. Celakanya, beberapa saat setelah serangan itu, Iran tak sengaja menembak jatuh maskapai Boeing 737-800 Ukraina Airlines PS-752. Dari total 176 korban dalam peristiwa itu, 57 warga Kanada, ikut menjadi korban.
“Korban mungkin masih tetap hidup bila tensi antara AS dan Iran tidak meninggi,” kata Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dalam wawancara Global News Television pada Senin (13/1/2020), seperti dikutip dari situs Al-Jazeera pada Selasa (14/1/2020).
Al-Jazeera menulis, Trudeau tampak berhati-hati menghindari menyalahkan Presiden AS Donald Trump atas kematian para korban yang terjadi seiring pembunuhan terhadap jenderal Iran, Qasim Sulaimani. “Kalau di wilayah itu tidak ada eskalasi, warga-warga Kanada itu mungkin masih tetap akan bersama keluarga mereka saat ini,” katanya. “Inilah yang terjadi ketika Anda mempunyai konflik dan perang. Orang tak bersalah menanggung bebannya.”
BACA JUGA:
- Iran Akui Tembak Pesawat Ukraina, Ini Statemen Militer Iran
- Amerika, Israel Hingga Ukraina Juga Pernah Menembak Jatuh Maskapai Sipil
- Mengaku Salah, Presiden Iran Nyatakan Penyesalan Mendalam
- Presiden Ukraina Tuntut Permintaan Maaf Resmi dari Iran
Seperti diketahui, sebagian warga Kanada juga menyalahkan Trump atas kematian itu. Trudeau sendiri mengaku sudah berbicara dengan Trump, meminta penjelasan dan mengharapkan kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Trudeau juga menambahkan, dia jelas menyukai seandainya ada peringatan yang diberikan kepadanya sebelum Trump memerintahkan pembunuhan Sulaimani. Kanada sendiri dikatakannya memiliki pasukan di Irak sebagai bagian dari misi pelatihan NATO.
Sementara itu, pada Senin (13/1/2020), Badan Penerbangan PBB, ICAO, sudah menyatakan, mereka telah menerima undangan Iran untuk menyediakan saran para pakar untuk mendukung penyelidikan atas kasus penembakan pesawat itu.
Dewan Keselamatan Transportasi (DKT) Kanada juga menyatakan, pejabat resmi Iran telah mengundang mereka untuk ambil bagian menganalisis suara dan data penerbangan pesawat tersebut. Direktur Penyelidikan DKT Kanada, Natacha Van Themsche, mengatakan, para ahli Kanada juga telah diundang untuk memeriksa puing-puing dan lokasi kecelakaan.
Seperti diketahui, selain warga Kanada, warga Iran, Ukraina, Inggris, Afganistan dan Swedia juga tewas seiring jatuhnya pesawat itu.
Iran sendiri sudah mengundang secara resmi pemerintah Kanada, Ukraina dan produsen pesawat Boeing dalam penyelidikan. Iran menegaskan, pihak yang terkait akan diminta pertanggungjawaban dan dituntut ke pengadilan. (*)