INDHIE | Saat-saat ini sedang musim-musimnya awal sekolah maupun perkuliahan. Almamater adalah sebuah kata yang sering ditemui, seperti juga kata alumni. Misalnya, saat masuk kampus, Anda akan dikenalkan dengan kata “Wawasan Almamater”. Tapi, apa maksud almamater?
Almamater berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu alma dan mater. Alma berarti gizi, tepat; sedangkan mater berarti ibu. Kamus Oxford mengartikannya dengan ibu yang murah hati, sementara kamus Merriam-Webster, mengartikannya ibu angkat. Beberapa yang lain mengartikannya ibu asuh. Kamus Oxford mendefinisikan alma mater sebagai universitas, sekolah atau kampus yang pernah diikuti seseorang. Sedangkan Merriam-Webster mendefinisikannya kurang lebih sama dengan Oxford: sekolah, perguruan tinggi, atau universitas yang pernah diikuti seseorang atau tempat darimana seseorang telah lulus. Tampak ada tambahan “lulus” di situ.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) nampaknya serupa dengan Merriam-Webster. KBBI mengartikannya sebagai perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan pendidikannya. Di sini, jelas kata ini dikhususkan pada perguruan tinggi. Meski demikian, di Indonesia, kata almamater ini juga kerap digunakan untuk merujuk sekolah.
Kata Alma ini nantinya terkait dengan kata alumnus yang berarti yang diberi gizi, anak asuh atau anak murid. Meski demikian, kata alumnus tak selalu berarti lulusan. KBBI sendiri memberikan makna orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi, yang kurang lebih sepadan dengan pemberian makna almamater di atas.
* * *
Dengan demikian, kata almamater menjadi sebuah alegoris, sebuah kias bahwa tempat pendidikan seperti kampus ataupun sekolah laksana seorang ibu yang memberi asupan gizi intelektual kepada anak-anaknya. Seni rupa Eropa klasik juga sering menggambarkan institusi pendidikan dengan visualisasi wanita.
Untuk diketahui, sebelum dia digunakan untuk lembaga pendidikan, almamater merupakan gelar kehormatan untuk Dewi-dewi ibu Romawi Kuno, misalnya Ceres atau Cybele. Tak hanya itu, umat Katolik juga memakainya untuk merujuk Bunda Maria. Menurut Werner Sollors, Profesor Studi Inggris dan Afrika-Amerika Universitas Harvard, dalam bukunya Beyond Ethnicity: Consent and Descent in American Culture (1986), pasca kejatuhan Empirium Roma, pada abad ke-11, istilah Alma Mater mulai digunakan dalam liturgi Katolik yang ditujukan pada Bunda Maria, misalnya hymne “Alma Redemptoris Mater“.
Kata ini kemudian masuk dalam wacana kampus saat Universitas Bologna di Italia –yang dibangun 1088 dan merupakan universitas Eropa tertua– membuat lambang kampus mereka dengan frasa “Alma Mater Studiorum” atau diartikan dengan ibu pengasuh studi.
Pasca Universitas Bologna, banyak universitas di Eropa kemudian mengadopsi kata Alma Mater. Seperti Alma Mater Lipsiensis di Leipzig, yang merupakan universitas tertua kedua di Jerman. Lalu, Alma Mater Jagiellonica di Polandia yang dibangun 1436 lampau dan masih berdiri hingga sekarang. University of Cambridge, Inggris, diketahui meletakkan kata Alma Mater di lambang institusinya pada 1600.
Di masa modern ada juga kampus yang memakai kata ini. Misalnya Alma Mater Europaea di Salzburg, Austria, yang didirikan pada 2010. Di Amerika Serikat, College of William & Mary di Williamsburg, Virginia –didirikan pada 1693– dijuluki sebagai “Alma Mater of the Nation“. Di Queen’s University, Kingston, dan University of British Colombia di Vancouver –keduanya di Kanada– ada perkumpulan mahasiswa yang disebut dengan Alma Mater Society.
Patung Alma Mater banyak ditemukan di seluruh dunia. Di antaranya patung perunggu Alma Mater di depan perpustakaan University of Columbia, Amerika Serikat, yang sudah dibuat sejak 1903 lampau. (*)