MEDAN | Penggunaan kantong plastik (kresek) hitam sangat akrab di masyarakat Indonesia. Banyak juga yang menggunakannya untuk menyimpan makanan siap konsumsi atau pun bahan mentah. Terlebih lagi menjelang perayaan hari raya Idul Adha 1440 H, Ahad (11/8/2019) mendatang, tak sedikit panitia kurban yang memakai kantong plastik hitam sebagai pembungkus daging.
Sehubungan itu, masyarakat Indonesia diminta agar tidak menggunakan plastik hitam sebagai pembungkus daging atau pun makan siap konsumsi. Apalagi makanan panas yang baru dimasak. Sebab, kantong plastik hitam mengandung senyawa kimia berbahaya, yang dapat menimbulkan gejala penyakit seperti kanker.
Diketahui, plastik hitam, merupakan produk plastik dengan kualitas terendah. Jangan heran jika harganya lebih murah dibandingkan plastik dengan jenis berbeda.
Plastik hitam juga diketahui berbahan dasar polivinil klorida (PVC) serta mengandung residu (ampas) timah putih dan bahan kimia berbahaya lainnya. Dan yang paling parah, mengandung zat karsinogen yang mampu memicu timbulnya kanker pada tubuh manusia.
“Benar. Plastik itu kan’ memang sulit terurai, bahkan bertahun-tahun belum terurai juga. Jadi plastik-plastik tadi didaur-ulang dan menggunakan bahan-bahan yang lumayan berbahaya, misalnya zat pewarna. Dan zat-zat yang dipakai bersifat karsinogen atau pemicu kanker,” jelas Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr Muhammad Sofyan MKM melalui panggilan seluler, Selasa (6/8/2019) sore.
Lebih lanjut, Sofyan merincikan, proses masuknya zat-zat berbahaya kandungan plastik hitam ke dalam tubuh manusia melalui uraian suhu panas. Hasil uraian itu kemudian menempel di benda yang tersimpan di dalam plastik, kemudian benda tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.
“Terutama jika plastik-plastik ini terkena paparan panas, baik itu dari makanan maupun sinar matahari secara langsung. Maka bahan-bahan yang ada di plastik bakalan terurai dan menempel di benda yang ada di dalam plastik itu,” terang Alumnus Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM-USU) itu.
Akan tetapi, dunia medis belum dapat memastikan penyakit kanker di masyarakat disebabkan zat karsinogen yang terkandung dalam plastik itu. Pun begitu, Sofyan memastikan, gejala kanker akibat karsinogen dapat dideteksi setelah kurun waktu puluhan tahun.
“Sejauh ini belum ada yang berefek langsung. Dan bahan karsinogen tadi juga manifestasinya tidak cepat. Mungkin bisa sampai puluhan tahun baru, menimbulkan gejala,” tuturnya.
Ada beberapa jenis kanker yang bisa timbul akibat kandungan karsinogen dalam plastik hitam, yakni Kanker Paru-paru, Kanker Payudara, Kanker Nasofaring, Kanker Usus.
“Banyak. Apa saja bisa timbul. Kanker Paru-paru bisa juga karena dari plastik ini. Bisa Kanker Nasofaring, Kanker Usus, Kanker Payudara. Tapi enggak bisa dipastikan penyebabnya juga (akibat plastik). Namun faktor dan resikonya yang mungkin bisa dikaitkan. Jadi selama terpapar bahan karsinogen itu, kanker apa saja bisa terjadi,” sebut Sofyan.
Dokter muda ini mengimbau masyarakat, serta memberikan tips agar terhindar dari kontaminasi zat karsinogenik.
“Jelas, kurangi pemakaian plastik, terutama untuk membawa atau membeli makanan dan minuman yang panas, yang bisa menguraikan zat-zat kimia yang terdapat di dalam plastik itu. Serta menghindari minuman botol yang langsung terpapar dari sinar matahari demi menjaga kesehatan tubuh,” imbaunya. (*)
Laporan: Bolang