IRON Man adalah karakter Marvel yang sangat terkenal. Baju, perangkat, sekaligus orang yang di baliknya adalah Tony Stark, miliuner Amerika Serikat (AS). Kekayaannya disumbang oleh bisnis senjata dan peralatan militer. Stark Industries yang didirikan ayahnya, Howard Stark, merupakan pemasok utama alat utama sistem persenjataan (alutsista) Amerika Serikat dan dunia.
Tapi, itu cerita film. Di dunia nyata, “Tony Stark” masa kini justru seorang perempuan: Marillyn Hewson. Perempuan berumur 65 tahun ini adalah Presiden sekaligus CEO perusahaan alutsista terbesar di AS dan juga dunia, Lockheed Martin. Gara-gara posisinya ini, majalah Fortune menempatkannya sebagai most powerful women alias perempuan paling berkuasa di dunia pada 2018.
Namun, tidak seperti Tony Stark yang jenius soal teknologi, basis keilmuwan Hewson justru tidak terkait sama sekali dengan senjata dan teknologi. Dia murni orang bisnis. Dia kuliah bisnis di Universitas Alabama, Columbia Business School dan Harvard Business School.
Dia baru masuk Lockheed Martin Corp pada 1983. Konon, dia melamar ke Lockheed sebagai insinyur industri. Baru pada 2013 diangkat sebagai CEO. Di tangannya, pendapatan Lockheed melonjak sangat tajam.
Di 2018, Lockheed menerima pendapatan sebesar 53,76 Miliar Dolar AS dengan total aset 44,87 Miliar Dolar AS dan memerkerjakan 105.000 pegawai.
Di AS, Lockheed memasok peralatan untuk Departemen Pertahanan, Energi hingga Perlindungan Lingkungan. Juga peralatan CIA, FBI, IRS, NSA, Pentagon, hingga Biro Sensus dan Pos Amerika.
Namun, bisnis Lockheed tentu saja tidak hanya di AS. Bila AS menjual alutsista ke setiap negara di dunia, maka hampir dipastikan, Lockheed memasok sebagian besarnya. Di mana peran Hewson?
Di tangannya, 91 pesawat tempur F-35 mampu terjual hingga menyentuh angka 100 Miliar Dolar AS pada 2018. Di tahun 2017 saja, Lockheed mampu meningkatkan penjualan sebesar 51 Miliar Dolar AS atau hampir 70% dari pemerintah AS.
Majalah Forbes menulis, Hewson berhasil memerluas ekspansi internasionalnya sehingga mampu menaikkan pendapatan Lockheed dari 17% menjadi 30%.
Tak mengherankan, bila Hewson, dengan posisinya dinobatkan sebagai wanita paling berpengaruh dan berkuasa di seluruh dunia.
Washington Business Journal memerkirakan pendapatan Hewson di angka 22,87 Juta Dolar pada 2017. Media CNBC mematok angka 20,6 Juta Dolar AS pada 2016. Namun, situs bisnis AS, Wallmine, memerkirakan pendapatan Hewson naik dua kali lipat pada 2019, menjadi sekitar 55,5 Juta Dolar AS.
Nilai itu tentu belum seberapa dibanding dengan pengaruhnya dalam bisnis senjata AS dan, tentu saja, dunia. Menguasai senjata berarti menguasai dunia, bukan? (*)