MEDAN | Kematian puluhan ribu babi di Sumut dapat dianggap sebagai pukulan bagi peternak babi. Untuk diketahui, jumlah ternak babi di Sumut merupakan yang terbesar kedua di Indonesia setelah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebelumnya dikabarkan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pernah mengkhawatirkan kematian massif babi di Sumut akan mengganggu ekspor babi dari Indonesia.
Data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pemprovsu hingga 11 Desember 2019, menyebutkan, sebanyak 27.070 ekor babi di Sumut mati akibat penyakit kolera babi. Itu berarti sekitar 2,7% dari total babi yang diperkirakan sebanyak 1.229.741 ekor yang ada di Sumut.
Babi-babi mati itu menyebar di 16 kabupaten/kota di Sumut yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat. Jumlah kematian tertinggi terjadi di Deli Serdang sebanyak 7.307 dari populasi 57.361 ekor.
Sumut sendiri merupakan daerah penghasil babi kedua terbesar di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur (NTT). Merujuk data yang dikeluarkan oleh Direktor Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 2015-2019, jumlah babi di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 8.922.654 ekor. Jumlah ini mengalami peningkatan dari data tahun 2018 yang sebanyak 8.254.108 ekor.
BACA JUGA: Kasus Babi Mati, Pemprov Sumut Siapkan Duit Rp5 Miliar
Berikut data-data jumlah babi di Indonesia yang bersumber dari Data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Republik Indonesia yang dilansir dari situs resminya, pertanian.go.id.
Data sementara 2019 di atas menunjukkan, NTT menjadi penghasil babi terbesar dengan jumlah 2.432.501 ekor (2.025.412 di 2018), sementara Sumut 1.274.904 ekor (1.229.741 di 2018). Menyusul Bali 850.870 ekor (762.409 di 2018), Sulawesi Selatan 795.959 (765.345 di 2018) dan Papua 728.213 (685.475 di 2018). Rata-rata pertumbuhan babi di seluruh Indonesia per 2019 diperkirakan mencapai 8,01%. Data itu kemungkinan akan menurun pasca virus kolera babi menyerang babi-babi yang ada di Indonesia. (*)
4 thoughts on “Sumut Penghasil Babi Terbesar Kedua di Indonesia”