ROBERT Budi Hartono atau Oei Hwie Tjhong, saat ini adalah orang terkaya ke-2 di Indonesia setelah Prajogo Pangestu. Bersama abangnya, Michael Bambang Hartono atau Oei Hwie Siang, dia merupakan pemilik dua perusahaan superbesar di Indonesia, Djarum dan Bank Central Asia (BCA).
Data Forbes di 2023 menunjukkan, kekayaan dua orang ini mencapai US$48 miliar atau Rp774 triliun lebih (kurs tengah Rp16.129/US$). Untuk Budi Hartono sendiri, data Forbes per 18 Juli 2024, menunjukkan hartanya ditaksir mencapai US$25 miliar atau Rp403,2 triliun. Sedangkan harta abangnya, Bambang Hartono, hanya beda “tipis”, US$24,1 miliar atau Rp388,7 triliun.
Dalam daftar sepuluh orang terkaya di Indonesia, nama Budi Hartono dan abangnya, merupakan pelanggan tetap selama bertahun-tahun.
***
Budi Hartono yang lahir pada 28 April 1941 merupakan anak kedua dari pendiri rokok Djarum, Oei Wie Gwan. Gwan mendirikan Djarum di Kudus, Jawa Tengah, pada 21 April 1951. Sempat sukses sebentar, pabrik miliknya terbakar dan dia wafat pada 1963. Sejak 1963, Djarum dipimpin oleh kedua anaknya, Budi dan Bambang. Di bawah keduanya, Djarum melejit di pasar domestik dan internasional.
PT Djarum adalah induk perusahaan produsen rokok terbesar di Indonesia bersama Sampoerna dan Gudang Garam. Paling tidak, ada beberapa perusahaan rokok yang dimiliki Djarum. Tiap perusahaan memproduksi rokok menggunakan merknya masing-masing. Mereka yaitu Djarum, Stevania Ultra Tobacco, Intertobacco Utama Industry, Manunggal Jaya Tobacco, Tobacco Selatmalaka Industry, Roberta Prima Tobacco, Prima Tobacco Harum Industry, Transentra Tobacco, Victory Supra Sigaret, Filasta Indonesia, Armando Intertobacco Industry, Mercu Pantura Industry, Wikatama Indah Sigaret Indonesia, Jamrud Khatulistiwa Tobacco, Maju Abadi Sigaret, Chandra Asri Mulia Abadi, Leni Jaya Tobacco, Sinar Muria Agung, Moeria Mulia, Martindo Inti Tobacco Industry, Sentral Kencana Abadi, Subur Hasil Industri, dan Dharma Bina Manunggal Jaya.
Hartano disebut mengawali bisnis di luar industri rokok melalui bendera PT Hartono Istana Teknologi. Perusahaan elektronik ini lebih dikenal dengan nama Polytron. Kini, Polytron juga memiliki Mola TV. Belakangan, nama Hartono kembali mengemuka ketika membeli klub Italia, Como 1907. Apalagi ketika klub ini kemudian promosi ke Serie A Italia.
Pada 2010, Djarum membeli saham BCA seharga US$382 juta atau Rp3,45 triliun pada waktu itu. Mereka menguasai 54,94% saham BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan. Dwimuria dimiliki oleh Budi Hartono sebanyak 51% saham, dan 49% saham dipegang oleh Bambang Hartono. BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia. Bank yang dulunya dimiliki Grup Salim ini, menurut Laporan Tahunan BCA 2023, kini memiliki total aset Rp1.408 triliun, pendapatan Rp99,94 triliun, laba bersih Rp48,6 triliun, 30,7 juta nasabah, Giro dan Tabungan Rp884,6 Triliun, hingga nilai transaksi mobile dan internet banking yang mencapai Rp24.825 triliun. Anak Budi Hartono bernama Armand Wahyudi Hartono kini menjadi Wakil Presiden Direktur BCA. Dwimuria Investama Andalan, yang juga berinvestasi di bisnis lain, pada 2023 melaporkan laba bersih Rp49,27 triliun dengan aset Rp1.553,6 triliun.
Bisnis Hartono di luar rokok lainnya di antaranya dimainkan lewat Global Digital Prima (GDP). Dikelola Martin Basuki Hartono, anak Budi Hartono, sektor digital menjadi bidikan mereka. Di antara perusahaan mereka yang mengemuka adalah blibli, tiket.com, halodoc, garasi, easycrypto hingga media seperti kaskus, kumparan, idn times, historia, dan narasi.
Bisnis lainnya adalah infrastruktur telekomunikasi seperti menara telekomunikasi dan jaringan kabel serat optik melalui PT Sarana Menara Nusantara (SMN). Perusahaan ini, melalui Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), membangun sekitar 1.300 menara baru pada 2023. Saat ini, SMN mengoperasikan 10.595 menara di seluruh Indonesia. Pada segmen fiber-to-tower, SMN mencatat pertumbuhan 20-30 ribu kilometer kabel serat optik dengan total revenue generating fiber secara konsolidasi per akhir 2023, mencapai 180 ribu kilometer.
Seperti banyak konglomerat lainnya di Indonesia, Hartono juga memiliki lahan sawit. Perkebunan yang sangat luas itu berada di bumi Borneo, Kalimantan Barat.
Tentu saja, masih banyak bisnis Hartono yang belum terdata di tulisan ini. Kisah bisnis Budi Hartono tampaknya seperti cerita tentang dirinya yang sangat jarang terpublikasi media. (*)
laporan: nirwansyah putra
sumber: berbagai sumber