YOGYAKARTA | Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ikhwan Ahada SAg MA, mengatakan, tahun baru hijriyah 1445 ini menjadi momentum yang amat berharga bagi tonggak perjalanan umat Islam. “Di dalamnya mengandung tiga dimensi keterlibatan hijrah, yaitu dimensi spiritual, Psikologis dan dimensi Fisik,” kata Ikhwan di Yogyakarta, pada Rabu (19/7/2023).
Tentang dimensi spiritual, dijelaskan Ikhwan, maka hijrah adalah manifestasi ketundukan seseorang kepada Ilahi yang erat kaitannya dengan perintah Allah dan contoh Rasulullah SAW. Menurut Ikhwan, Allah mengungkapkanya 31 kali dalam Al-Quran, termasuk derivatnya. Kata hijrah mengandung makna positif dan perilaku hijrah menandakan laku seseorang menuju kepada kebaikan dan ridha Allah.
Ikhwan lalu menyirit Al-Quran surah An-Nisa ayat 89 yaitu “Janganlah kamu jadikan dari antara mereka sebagai teman-teman(mu), sebelum mereka berpindah pada jalan Allah.”
“Perintah dalam ayat di atas, menuntut ketaatan kita sebagai hamba-Nya. Begitu pula dalam ayat-ayat lain, dengan makna yang bervariasi,” terang Ikhwan.
Lalu tentang dimensi psikologis. Menurut Ikhwan, seseorang yang berhijrah, berarti orang tersebut telah melibatkan kesiapan psikologis yang matang, seperti keberanian mengambil resiko atas keputusan hijrahnya, tidak hanya itu kepercayaan diri atas keyakinannya sehingga mampu mengorbankan kesenangan sesaat untuk tujuan yang mulia.
“Berpisah dan meninggalkan kondisi awal dan mapan baik secara finansial dan sosiologis, bisa jadi sangat berat secara kejiwaan bagi seseorang. Bagi orang yang tidak siap dan tidak memiliki tekad hijrah yang kuat pastilah orang tersebut enggan untuk berhijrah. Dengan demikian orang yang telah berazam dan melaksanakan hijrah, tidak lagi diragukan kesiapan dan kematangan psikologisnya,” tegas Ikhwan.
(Lanjut baca: dimensi fisik hijrah…)