Kerjasama Malaysia dan Muhammadiyah Disepakati, UMSU Awali Kerjasama dengan MQA – indhie.com

Kerjasama Malaysia dan Muhammadiyah Disepakati, UMSU Awali Kerjasama dengan MQA

Akan dibentuk komite bersama antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dan Perguruan Tinggi di Malaysia.
Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Dato’ Seri Mohamed Khaled bin Nordin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof H Haedar Nashir dan Rektor UMSU Prof Agussani pada pertemuan kerjasama Malaysia-Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Senin (17/7/2023). [foto: dok umsu]

MEDAN | Malaysia maupun Muhammadiyah visi yang sama untuk memajukan kehidupan umat dan bangsa di kawasan Melayu/Nusantara. Konsep kemajuan Malaysia dirangkum dalam konsep Malaysia Madani sedangkan Muhammadiyah lewat konsep Islam Berkemajuan. Pertemuan irisan visi tersebut menjadi modal penting untuk memperkuat kerjasama yang selama ini telah direkat antara Muhammadiyah dengan pemerintah Malaysia.

Demikian di antara visi kerjasama antara Pemerintah Malaysia melalui Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Dato’ Seri Mohamed Khaled bin Nordin dan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof H Haedar Nashir yang dijalin di ruang VIP Lantai 2 Gedung Dakwah Muhammadiyah Jl Menteng Raya Jakarta, pada Senin (17/7/2023).

Pertemuan ini turut dihadiri Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MED, Ketua PP Muhammadiyah: Syafiq A Mughni dan Irwan Akib, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Prof Dr Agussani MAP. Dari pihak Malaysia hadir Duta Besar Malaysia di Indonesia Dato’ Syed Md Hasrin bin Tengku Hussin, Ketua Pengarah Pendidikan Tinggi Prof Dr Azlinda binti Azman, Pengerusi Education Malaysia Global Services Dr Abdul Razak bin Ahmad serta Ketua Pegawai Eksekutif Education Malaysia Global Services Tuan Novie bin Tajuddin.

Prof Haedar mengungkapkan kerjasama dengan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia sangat penting, terlebih di Indonesia mayoritas masyarakatnya adalah muslim yang memiliki kesamaan dengan Malaysia sebagai kebangsaan serumpun. Jika berkolaborasi dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, Prof Haedar yakin Indonesia dan Malaysia dapat melahirkan umat yang terbaik.

Menurut Prof Haedar, selepas pertemuan tersebut akan dibentuk komite bersama guna merumuskan berbagai langkah konkrit kerja sama antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dan Perguruan Tinggi di Malaysia. “Kami sangat senang Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia bisa bekerja sama dengan kami, maka harus ada institusi pendidikan tinggi Muhammadiyah yang menjalankan kerjasama ini. Kami juga mengundang Prof Agussani, Rektor UMSU, yang besok akan menghadiri kerjasama dengan MQA Malaysia,” ujar Prof Haedar sembari memperkenalkan Rektor UMSU Prof Dr Agussani.



MQA atau Malaysian Qualifications Agency/Agensi Kelayakan Malaysia adalah institusi resmi pemerintah Malaysia untuk mengakreditasi program akademik yang disediakan oleh lembaga pendidikan dengan  mengimplementasikan Malaysian Qualifications Framework (MQF) sebagai dasar, kriteria acuan, dan standar kualifikasi penjaminan mutu pendidikan tinggi Malaysia.

Ketua Pegawai Eksekutif MQA Prof Dr Mohammad Shatar Sabran, menginformasikan kepada Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, bahwa telah terjalin kerjasama dengan UMSU dalam bidang Recognition of Prior Learning. “UMSU ini yang pertama pemeringkatan antar bangsa yang terjalin. Kami ucapkan juga terima kasih kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang telah memberikan izin kami dari MQA untuk berkoordinasi dan bekerja sama dengan UMSU,” ujar Prof Shatar.

Mendengar hal tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, Dato’ Seri Mohamed Khaled bin Nordin bersama delegasinya menyampaikan, Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia ingin hubungan antara Malaysia dengan Muhammadiyah lebih strategis dalam bidang pendidikan, seperti pertukaran pelajar dan pertukaran tenaga pendidik.

“Saya kagum sekali dengan Muhammadiyah dan pendidikan Islam di Indonesia serta pendekatannya. Kita juga mengharapkan meningkatnya hubungan antara Malaysia dan Muhammadiyah dari sektor pendidikan,” ujar Dato’ Seri Mohamed.

Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia juga ingin belajar dari Muhammadiyah karena telah memiliki 172 universitas dan lebih mengerti tentang pendidikan tinggi. Dia juga berharap hubungan kerja sama antara Malaysia dan Muhammadiyah, dapat memajukan amalan Islam yang madani dan berkemajuan, tidak hanya melalui pembangunan fisikal, tapi melalui kekuatan dan kemajuan dari segi pemikiran dan kerohanian. (*)


Laporan: Dhabit Siregar