MEDAN | Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan penambahan lahan baru untuk tanaman padi di Sumatera Utara (Sumut) sekitar 97.000 hektare. Hal itu dicapai dengan dengan mengoptimalisasikan pemanfaatkan lahan tidur menjadi lahar produktif.
Sudaryono menyampaikan itu usai melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Dandim, Danrem, Penyuluh Pertanian dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Sumut, di Balai Prajurit Kodam I/BB Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (12/8/2024). Turut hadir Wakajati Sumut Rudy Irmawan, Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia (Persero) Wono Budi Tjahjono, dan Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Hortikultura Sumut Rajali. “Dengan mengoptimalisasikan pemanfaatkan lahan tidur menjadi lahar produktif, diharapkan target ini bisa dicapai,” kata Sudaryono.
Dikatakan Sudaryono, Sumut merupakan 1 dari 13 sentra pangan di Indonesia, maka menjadi perhatian yang sangat serius, bagaimana program ini terlaksana dengan baik, tepat waktu dan secepatnya bisa tercapai. Untuk itu, Wamentan juga mengajak jajaran Pemprov Sumut, agar mempercepat akselerasi produksi, guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Keberhasilan ini perlu kolaborasi Kementan, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumut, jajaran Kodam/Korem, Dandim dan Koramil, juga dibantu pasukan di lapangan Babinsa dan penyuluh pertanian,” tambah dia.
Menurut dia, perubahan iklim seperti El Nino mempengaruhi pola tanam. Tidak saja di Indonesia, tetapi seluruh dunia berdampak terjadinya krisis pangan. Ditambahkan, ada tiga program utama yang penting dilaksanakan saat ini, untuk meningkatkan produksi pangan beras, yaitu optimalisasi lahan rawa (oplah), pompanisasi, dan tumpang sisip (tusip) padi gogo di antara peremajaan sawit. “Jadi kita sudah prediksi, dapat peringatan dari BMKG, bahwa bulan-bulan ke depan akan terjadi kemarau sehingga jauh-jauh hari kita telah melakukan program pompanisasi,” jelasnya.
Disampaikan juga, untuk segera memaksimalkan produksi sawah tadah hujan melalui program pompanisasi, sehingga tidak perlu menunggu masuknya musim penghujan untuk melakukan penanaman, agar bisa mencukupi produksi pangan. “Selama ada sumber air, pupuknya sudah siap, benih ada, segera ditanam. Gunakan pompa yang sudah dibagikan ke petani sehingga produksi pangan kita lebih baik dan mencukupi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Rajali optimis Sumut akan menjadi lumbung pangan di wilayah Sumatera, karena program penambahan areal tanam (PAT) dan Optimasi Lahan (Oplah) menjadi program utama yang dikerjasamakan dengan TNI.
Rajali mengatakan target penambahan areal tanam di Sumut seluas 97.294 hektare dengan realisasi hingga saat ini seluas 55.342 hektare atau sebesar 56,88%. Sedangkan luas optimasi lahan yang dikerjasamakan dengan TNI seluas 30.442 hektare dan saat ini pekerjaan telah mencapai 18,28% atau seluas 5.564 hektare.
Rajali menargetkan optimalisasi lahan ini selesai 100% akhir Agustus 2024 dan penanaman dapat dilakukan awal September 2024. “Dengan penyelesaian optimasi lahan oleh TNI, kami berharap penambahan areal tanam di Sumut bisa tercapai dan memberikan hasil yang sangat baik dalam meningkatkan produksi pertanian, khususnya komoditas padi,” harap Rajali. (*)
laporan: hendra/ril