10 FEBRUARI 1258 | Baghdad, ibukota Dinasti Abbasiyah, jatuh ke tangan Mongol. Sebelumnya, Hulagu Khan, komandan Mongol, dan sekutunya telah mengepung Baghdad selama 12 hari mulai 29 Januari hingga 10 Februari 1258. Beberap hari setelah ditaklukkan, 13 Februari, Mongol membantai warga Baghdad, menghancurkan perpustakaan besar Abbasiyah, termasuk Rumah Kearifan (House of Wisdom), tempat berkumpulnya para intelektual ternama di masa itu. Jatuhnya Baghdad menandai pula berakhirnya era keemasan Islam (Islamic Golden Age) waktu itu.
[Foto: Ilustrasi oleh Rasid al-Din Fazl-ullah Hamadani, dalam Gami’ al-tavarih, oleh Sayf al-vahidi, dkk. 1430. Sumber: Bibliothèque nationale de France, Département des Manuscrits, Division orientale, Supplément persan 1113, fol. 180v-181/Wikipedia]
Keberhasilan Mongol dalam pertempuran membuat kekaisaran berkembang pesat. Selama 1200-an, Jenghis Khan dan keturunannya, berekspansi dan menguasai kawasan dari Laut Jepang hingga Eropa Tengah. Wilayah itu merupakan kekuasaan terbesar dalam sejarah manusia.
[Foto: Ilustrasi oleh Rasid al-Din Fazl-ullah Hamadani, dalam Gami’ al-tavarih, oleh Sayf al-vahidi, dkk. 1430. Sumber: wikipedia/mongolianhistory.blogspot.com]
Pada 1257, pemimpin Mongol, Mongke Khan, berekspansi ke Mesopotamia (Irak), Suriah, Iran, hingga Mesir. Dia mengutus, Hulagu Khan. Hulagu membawa sekitar 150 ribu tentara Mongol dan diperkirakan pasukan Mongol terbesar yang pernah ada.
[Foto: ilustrasi yang dibuat Maître de la Mazarine, dalam “Le Livre des Merveilles”. Direproduksi Marie-Therese Gousset. sumber: wikipedia]

[foto: personal.umich,edu]
Mongol semakin mudah menaklukkan Baghdad karena di internal Baghdad juga terjadi perpecahan politik dan militer. Hulagu menjarah, membantai, dan memperkosa ribuan penduduk. Lebih dari 200 ribu orang diperkirakan tewas. Informasi lain mengatakan, korban tewas menyentuh angka jutaan korban jiwa. (*)