BANTUL | Empat Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) se-Cabang Jetis Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode 2022-2027 dikukuhkan oleh Ketua Cabang Aisyiyah Jetis Bantul DIY. Empat Pimpinan Ranting Aisyiyah tersebut berada di Sumberagung, Patalan, Canden, dan Trimulyo.
Pengukuhan diselenggarakan pada rangkaian Pengajian Ahad Wage PCM Jetis, pada Ahad (15/10/2023) di Masjid Baiturrahim Sulang Lor Patalan Jetis Bantul. Hadir dalam pengukuhan tersebut Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jetis, Pimpinan Cabang Aisyiyah Jetis, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Cabang Jetis , Ortom, dan warga Muhammadiyah Kapanewon Jetis.
Ketua Cabang Aisyiyah Jetis, Hj Wartiyah SPd menyampaikan bahwa pimpinan ranting Aisyiyah yang dikukuhkan agar segera melaksanakan program kerja berdasarkan pada kebutuhan di ranting masing-masing. “Segala permasalahan terkait dengan kebutuhan warga, terutama kaum perempuan harus menjadi prioritas program kerja selama 5 tahun mendatang,” katanya.
Di bagian lain, Ketua Cabang Muhammadiyah Jetis, Endro Suwarno SE menyampaikan, pasca-pengukuhan PRA agar PRM yang belum melalukan musyawarah ranting (musran) agar segera melaksanakan musran. Hal ini bertujuan agar persoalan di ranting dapat dikolaborasikan dengan PRA yang baru saja dikukuhkan.
Sementara dalam uraian kajian Ustadz Chusnul Azhar MPdI, Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid PDM Bantul, disampaikan keutamaan pimpinan yang dikukuhkan beserta warga Muhammadiyah Jetis agar selalu aktif mengikuti kajian-kajian Agama Islam dan Kemuhammadiyahan. Dengan demikian pengetahuan dan pemahaman keagamaan dan kemuhammadiyahan terus meningkat.
Menyitir beberapa hadits, Ustadz Azhar menekankan bahwa seorang muslim yang giat mengikuti kajian sejatinya sedang mencari ridha dan perlindungan Allah SWT. “Sebagian tanda orang muslim yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk menjadi orang baik adalah dia memiliki semangat dalam mengikuti kajian,” ujar Ustadz Azhar.
Ditambahkan, dalam beberapa ayat Al-Qur’an dijelaskan bahwa orang muslim yang berilmu diibaratkan sebagai orang yang sehat pengelihatan dan pendengarannya, sedangkan orang yang tidak berilmu diibaratkan sebagaimana orang buta dan tuli (QS Ar-Ra’d: 16). (*)
laporan: nirwan/ril