MEDAN | Peralihan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H yang akan terjadi beberapa hari lagi, menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Peralihan tahun hijriah itu harus ditandai sebagai awal kebangkitan dan kemenangan Islam. Demikian ditegaskan Ustadz Rafdinal SSos MAP, Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kota Medan, pada Jumat (14/7/2023).
Tokoh Islam Sumatera Utara (Sumut) ini memang berbicara soal Hijrah dalam berbagai kesempatan di hari itu. Mulai dari menjadi Khatib Jumat di Masjid Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Jl Gedung Arca Medan; dilanjutkan dengan saat silaturahim dengan ibu-ibu jemaah Majelis Taklim STM Al-Ikhlas Desa Helvetia, Sunggal, Deliserdang; lalu di malam hari saat mengisi Pengajian Rutin Masjid Taqwa Muhammadiyah Cabang Gedung Johor; hingga pengajian Persatuan Keluarga Ulakan Tapakis Kataping Sumatera Utara (PKUTK) rayon Pancur Batu di Jalan Gagak Hitam, Medan.
“Setelah bulan haji Dzulhijjah, maka beberapa hari lagi kita akan masuk ke bulan Muharram, sebagai bulan pertama dalam peralihan tahun 1444 H menuju 1445 H. Hijrah adalah awal kebangkitan dan kemenangan Islam,” kata Rafdinal yang dikenal luas sebagai tokoh dan aktivis pembela umat Islam di Sumut dan Indonesia ini.
Dikatakan Rafdinal, dirinya merasa perlu untuk mendakwahkan soal pentingnya Hijrah ke umat Islam yang ditemuinya. “Kepada umat Islam di mana saja, menuju peralihan tahun hijriah ini, saya memberi penekanan urgensi dari Hijrah. Bukan hanya soal peralihan tahun semata melainkan substansinya sebagai penanda bangkitnya umat Islam menuju kemenangan, menuju kehormatan Islam,” terang Rafdinal.
Menurut Rafdinal, bilapun ada tema-tema “anak-anak muda hijrah” seperti peralihan akhlak seperti saat ini, hal itu merupakan kreativitas anak-anak muda yang perlu diapresiasi. “Peralihan akhlak menuju akhlakul karimah, beribadah kepada Allah, sangat disukai dalam Islam. Jadi itu tidak masalah dan bahkan kita dukung. Namun ingat pula, hijrah jauh lebih dalam dari itu. Misalnya, hijrah itu adalah perjuangan, perjuangan yang lebih besar, tidak lagi bersifat pribadi, melainkan umat keseluruhan,” kata Rafdinal.
Rafdinal lalu mengutip surat As-Shaf ayat 4 yang artinya “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang (berjuang) di jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh.”
Jadi, tambah Rafdinal, seruan untuk satu barusan seakan-akan suatu bangunan yang kukuh, menjadi strategi perjuangan umat Islam di manapun berada. “Apakah dalam peperangan yang sesungguhnya, apakah dalam ghazwul fikri atau perang pemikiran, ataupun dalam momen-momen membela kehormatan dan kepentingan Islam dalam berbagai bentuk,” kata aktivis 1998 yang kini maju sebagai Calon DPD RI 2024-2029 dari Sumut ini.
Rafdinal menambahkan, kepentingan Islam dan umatnya diperjuangkan dalam berbagai lapangan yang berbeda. “Misalnya dalam kekuasaan. Bagi Islam, politik adalah dakwah. Bila struktur dan lembaga politik ditinggalkan ataupun tidak dipedulikan umat Islam, maka dia akan diambil dan diduduki oleh kelompok-kelompok yang sama sekali tidak memerjuangkan kepentingan Islam dan umatnya atau malah mengerdilkannya. Demikian juga sektor ekonomi, sosial, budaya, dan seterusnya,” tegas Rafdinal.
Karena itu, dalam momentum tahun baru 1445 Hijriah yang beberapa hari lagi ini, Rafdinal mengajak untuk tidak hanya bermuhasabah melainkan juga menjadikannya sebagai momentum awal kebangkitan dan kemenangan umat Islam. “Ini suatu hal yang serius. Dalam panggilan Adzan, setiap hari kita diperintahkan untuk menuju kemenangan, hayya ‘alal falah. Jadi, mari songsong tahun baru Hijriah dengan penuh semangat dan optimis,” tutur Rafdinal. (*)
Laporan: Harma Sinaga