JAKARTA | Pada akhir Mei 2023, cadangan devisa Indonesia mencapai US$139,286 miliar. Angka ini turun sekitar US$5 miliar dibanding dengan posisi akhir April 2023 yang sebesar US$144,2 miliar.
“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2023 tetap tinggi sebesar US$139,3 miliar, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2023 sebesar US$144,2 miliar,” demikian keterangan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, yang dilansir dari laman resmi BI pada Jumat (9/6/2023).
Mengapa terjadi penurunan? “Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian,” tambah Erwin.
Erwin melanjutkan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. “Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat ketahanan sektor eksternal sejalan dengan bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” demikian Erwin Haryono. (*)
Laporan: Harma Sinaga