HONGKONG | Departemen Keamanan Nasional Kepolisian Hongkong menangkap enam orang staf dan mantan staf media online StandNews, pada Rabu (29/12/2021) waktu setempat. Mereka dituduh melakukan konspirasi dengan menerbitkan publikasi menghasut.
Demikian dikutip dari Aljazeera yang melansir beberapa informasi dari TVB Hongkong pada Rabu (29/12/2021) WIB.
Keenam orang itu, 3 pria dan 3 perempuan, berusia 34 hingga 73 tahun. Di antara yang ditangkap adalah Pemimpin Redaksi StandNews Patrick Lam dan Ronson Chan (Wakil Editor) yang juga Ketua Asosiasi Jurnalis Hong Kong. Penggeledahan di rumah mereka disebut masih terus dilakukan polisi. Beberapa gadget disebutkan disita kepolisian.
Dalam video penangkapan yang beredar di Hongkong terlihat polisi mendatangi rumah Chan dan menunjukkan surat perintah pengadilan untuk penangkapan. “Tuduhannya adalah konspirasi untuk menerbitkan publikasi hasutan. Ini surat perintah pengadilan dan ini kartu surat perintahku,” kata seorang petugas dalam video itu.
Mengomentari penangkapan itu, Sophie Richardson, Direktur Human Rights Watch China, menyatakan, penangkapan itu “tidak ada hubungannya” dengan hasutan. Apalagi, awal tahun 2021 lalu, media lain di Hongkong seperti AppleDaily juga digrebek polisi.
“Mereka adalah pembalasan murni oleh pemerintah China, yang berusaha untuk memberantas media bebas di Hong Kong yang mendokumentasikan perilaku kasar Beijing,” kata Richardson.
Setelah berbulan-bulan protes anti-pemerintah pada 2019, penguasa di Beijing memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional pada Juni 2020 di Hongkong. UU itu mengkriminalisasi pemisahan diri, subversi, terorisme, dan kolusi asing untuk campur tangan dalam urusan kota.
Sejak diterapkan, lebih 100 pendukung pro-demokrasi telah ditangkap, sementara yang lainnya melarikan diri ke luar negeri. (*)