MEDAN | Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengalokasikan anggaran senilai Rp8,6 miliar untuk pengadaan baju batik tradisional pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan 2020.
“Pengadaan ini merupakan program tertunda dari dua tahun lalu,” ujar Kepala Bagian (Kabag) Perlengkapan dan Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Kota Medan, S I Dongoran saat rapat pembahasan R-APBD 2020 di gedung DPRD Medan, Senin (26/8/2019) lalu.
Dongoran menjelaskan, pengadaan batik tersebut tertunda karena masih menunggu Beauty Contest oleh Dinas Pariwisata untuk menentukan motif apa nantinya batik tradisional itu. “Batik itu nanti dipergunakan oleh ASN (Aparatur Sipil Negara) pada peringatan hari-hari khusus,” katanya.
BACA JUGA:
– Atasi Banjir di Medan, Edy Rahmayadi Lebarkan Sungai Badera
– Eldin Ajukan RAPBD Kota Medan 2020 Rp6,18 Triliun
– Cenderung Memusat ke Inti Kota, Tata Ruang Kota Medan Perlu Direvisi
Meski demikian, Jangga Siregar, Anggota Komisi III DPRD Medan dari Fraksi Hanura mencurigai alokasi anggaran pengadaan batik daerah senilai Rp8,6 miliar untuk 15 ribu lebih ASN Pemko Medan sebagai titipan dari Rita Maharani, istri Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin.
“Dia (Rita Maharani) punya batik Medan, jangan-jangan batik tradisional itu jadinya batik Medan, jadi ada kecurigaan pengadaan itu titipan atau kepentingan istri Wali Kota,” ujar Jangga kepada wartawan saat ditemui di ruangannya di Gedung DPRD Medan, Rabu (26/8/2019).
Jangga menambahkan, saat pembahasan dengan Bagian Perlengkapan dan Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Kota Medan tentang pengadaan batik itu, diputuskan alokasi anggaran Rp8,6 miliar itu dialihkan kepada kegiatan lain.
“Maksimal itu yang kami setujui anggarannya hanya Rp500 juta. Jadi sebagai percontohan ASN di Balai Kota saja dulu yang diberikan, selebihnya dialihkan kegiatan lain yang lebih bermanfaat,” paparnya. (*)
Laporan: Bolang
