PELAKU penganiayaan bersama-sama terhadap penarik becak barang Satuhati Sarumaha alias Frans oleh diduga oknum keamanan Pasar MNTC Jalan Pancing, Medan Estate, masih bebas berkeliaran.
Satuhati Sarumaha alias Frans dianiaya pada Jumat (19/4/2019) sekitar pukul 23:30 WIB. Terduga pelaku yang saat melakukan penganiayaan itu mengenakan baju kaos bertuliskan “Keamanan Pasar MNTC”.
“Sebelum pengeroyokan, salah seorang petugas keamanan MNTC memakai sepeda motor Ninja terlihat mondar-mandi seperti ada yang sedang dicarinya,” kata Sarumaha yang saat itu terbaring di tempat tidur Rumah Sakit Haji Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Jumat (26/4/2019).
Kondisi korban cukup memprihatinkan. Bahkan dugaan Refe alias Ama Sena satu profesi korban, dirinya tidak bernyawa lagi. Disebutkan, saat itu sedang menunggu sewa di area parkir Pasar MNTC. Korban ketika itu duduk diatas becak bersama dua orang temannya, Refe alias Ama Sena, Waris Fa’ana, petugas parkir yang juga keamanan Komplek MNTC datang menghampiri korban sambil menghardik. “Jangan kau parkir di situ,” kata korban menirukan ucapan petugas parkir itu.
Korban saat itu menjawab ucapan petugas keamaan MNTC tersebut. “Sudah biasa kami parkir di sini. Jangan maki-maki kami ini manusia bukan binatang,” sebut korban kepada petugas parkir Pasar MNTC itu.
Petugas keamanan pasar MNTC tersebut tidak terima dengan jawaban korban. “Kau Nias baik-baik kau, kupijak-pijak kau di sini!” ucap petugas parkir itu dengan suara lantang.
Korban juga tidak terima karena pelaku menyebut sukunya. Korban mendatangi petugas parkir itu. “Mulut kau jangan begitu, kok Nias yang kau salahkan,” kemudian teman petugas parkir lainnya berdatangan dan meminta maaf kepada korban. Permintaan maaf itupun diterima oleh korban.
Tidak sampai di situ, korban kemudian dibuntuti pelaku. Korban memberanikan diri bertanya kepada pelaku. “Kenapa abang dari tadi lihat-lihat saya?” kata korban kepada pelaku yang merupakan petugas perkir di pasar MMTC tesebut.
Pelaku yang terus emosi menantang korban. “Kau kemari! Biar kau tau, kau jangan disini lagi kau kutengok lagi kubantai kau!” kata korban menirukan ucapan pelaku.
“Saya tidak takut dengan ancamanmu. Sudah lama saya bekerja sebagai penarik becak ditempat ini dan disini aku cari makan, sekalipun kau bekerja sebagai pihak keamanan disini, jangan arogan mengusir orang dengan sesuka hatimu,” jawab korban.
Ucapan korban membuat pelaku langsung naik darah dan dengan beringas mengejar korban sambil menenteng pipa besi coran. Korban terus berlari menghindari pelaku untuk menyelamatkan diri. Sekitar puluhan orang teman pelaku turut mengejar korban. Karena kalah banyak, akhirnya korban dihujani hantaman besi, kayu dan bambu. Korban mengalami luka memar di punggung, muka luka memar karena pukulan benda keras dan kepala dihantam mengeluarkan darah.
“Karena banyak mengeluarkan darah, saya tak sadar diri dan saya kirain saya ini sudah mati di keroyok,” imbuhnya. (*)
Laporan: Hendra