Terparah di Lhoknga, Aceh Besar Siaga Darurat Bencana Kekeringan – indhie.com

Terparah di Lhoknga, Aceh Besar Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Dilanda kekeringan sejak Mei 2024 lalu, sumur-sumur warga hingga sumber pengairan sawah dilaporkan kering.
Tanah pecah-pecah akibat kekeringan. [foto: ilustrasi/net]

BANDA ACEH | Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, menyatakan sudah memberlakukan status siaga darurat bencana kekeringan, khususnya di Kecamatan Lhoknga. “Kita telah membahas melalui rangkaian rapat yang melibatkan legislatif, hingga lahir keputusan penetapan Siaga Darurat Bencana,” kata Muhammad Iswanto kepada wartawan, pada Selasa (9/7/2024).

Diketahui, sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Besar, Aceh dilanda kekeringan sejak Mei 2024 lalu dan yang terparah terjadi di Kecamatan Lhoknga. Sumur-sumur warga hingga sumber pengairan sawah dilaporkan juga kering.

Muhammad Iswanto mengatakan, penetapan status darurat tersebut adalah untuk memaksimalkan penanganan terdampak kekeringan. Dengan status tersebut maka penanganan darurat kekeringan akan lebih terukur, melibatkan personel dari instansi terkait lebih maksimal, termasuk membuat sebuah skema operasional yang lebih teratur hingga tidak malah terkesan tumpang tindih.




Muhammad Iswanto menambahkan, untuk di Kecamatan Lhoknga, saat ini pihaknya sudah mendirikan posko pendistribusian air bersih yang sudah beroperasi di kantor camat setempat.

Posko itu untuk mempermudah penanganan pendistribusian air bersih hingga tempat warga menyampaikan informasi terkini soal situasi kekeringan di wilayah mereka masing-masing. “Kekeringan yang melanda kawasan Lhoknga sudah terlalu panjang, sehingga BPBD Aceh Besar mengambil kendali untuk penanganan ketersediaan air bersih akibat dampak kekeringan di Kecamatan Lhoknga,” kata Kepala BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil.

Ridwan mengatakan, sejauh ini rata-rata mobil tangki yang dikerahkan untuk kebutuhan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan sebanyak 10 unit sampai 15 unit armada. Air tersebut dipasok setiap hari dengan menggunakan mobil tangki baik itu dari BPBD, PDAM Tirta Mountala dan dibantu Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Aceh. (*)