JAKARTA | Mutasi Perwira Tinggi (Pati) TNI kembali dilakukan di masa Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa. Mutasi ditetapkan dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/5/I/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditandatangani Kepala Sekretariat Umum (Setum) TNI, Brigjen Edy Rochmatullah atas nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, pada Selasa, 4 Januari 2022 kemarin.
Pemangku posisi jabatan strategis yang berubah adalah Mayjen TNI Untung Budiharto diangkat menjadi Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya) menggantikan Mayjen TNI Mulyo Aji MA. Mulyo Aji sendiri mendapat promosi ke jabatan bintang tiga sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam).
Untung Budiharto merupakan lulusan Akademi Militer (akmil) 1988 dari kecabangan Infanteri dan kemudian masuk Kopassus. Dari segi angkatan, Untung Budiharto satu angkatan dengan Kasad Jenderal Dudung Abdurachman. Sebelum diangkat menjadi Pangdam Jaya, Untung mengemban amanat sebagai Staf Khusus Panglima TNI sejak Oktober 2021 lalu. Sementara, Mulyo Aji adalah lulusan akmil 1987 atau satu angkatan dengan Panglima TNI Jenderal Andika.
Dalam catatan, ini merupakan mutasi kedua di lingkungan TNI di masa jabatan Panglima TNI Jenderal Andika. Mutasi pertama dilakukan pada November 2021 lalu. Namun, perlu dicatat juga kalau mutasi pertama itu pada dasarnya sudah selesai dalam tahap Dewan Jabatan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) pada dua bulan sebelumnya, September 2021, atau sebelum Jenderal Andika menjadi Panglima TNI dan masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Andika sendiri dilantik sebagai Panglima TNI pada 17 November 2021 lalu, dan pada tanggal itu juga SK Panglima TNI nomor Kep/1029/XI/2021 yang berisi tentang mutasi jabatan di lingkungan TNI ditetapkan. Saat itu, ada 23 pati yang bergeser jabatan.
Dengan adanya jabatan Pangdam Jaya yang baru di 2022 ini, maka struktur jabatan strategis di matra TNI AD memang sudah mulai berubah. Dalam mutasi November 2021, ada 23 perwira yang bergeser. Di antaranya, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus punya komandan baru bernama Mayjen Teguh Muji Angkasa, yang menggantikan Mayjen Muhammad Hasan. Mayjen Hasan kemudian bertugas sebagai Pangdam Iskandar Muda di Aceh. Jabatan lain misalnya Mayjen Nurchahyanto dari Aster KSAD menjadi Pangdam V Brawijaya.
Namun, salah satu jabatan strategis yang belum dirubah adalah Panglima Komando Cadangan Strategis AD (Pangkostrad). Sejak 25 Mei 2021 hingga kini, jabatan ini masih dirangkap Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang kini juga sebagai Kasad.
Jabatan Pangkostrad merupakan salah satu jabatan paling strategis dalam internal AD. Empat Kasad sejak 2014 hingga kini 2022 atau di masa Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu Jenderal Dudung, Jenderal Andika, Jenderal Mulyono dan Jenderal Gatot Nurmantyo, terlebih dahulu menduduki jabatan Pangkostrad dan kemudian langsung menjadi Kasad.
Di masa SBY (2004-2014), posisi sebelum menjadi Kasad lebih variatif. Jenderal Ryamizard Ryacudu dari Pangkostrad, Jenderal Djoko Santoso dari Wakil Kasad, Jenderal Agustadi Sasongko Purnmo dari Sekretaris Menkopolhukam, Jenderal George Toisutta dan Jenderal Pramono Edhie Wibowo dari Panglima Kostrad, Jenderal Moeldoko dari Wakil Kasad dan Jenderal Budiman dari Sekjen Kemenhan, dan terakhir Jenderal Gatot Nurmantyo (Kasad sejak Juli 2014-Juil 2015) dari Pangkostrad. (*)