NEW YORK | Judi online di sektor olahraga menjadi salah satu solusi bagi ekonomi Amerika Serikat (AS) akibat dampak pandemi Covid-19. Pendapatan dari sektor pasar taruhan legal di AS itu diperkirakan US$3,1 milyar atau lebih dari Rp43,4 triliun (kurs Rp14.000/US$). Jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi US$10,4 miliar di lima tahun ke depan.
Laporan GamblingCompliance (GC) yang dilansir AP pada Januari 2021 lalu, memproyeksikan, setidaknya enam dan sebanyak 14 negara bagian tambahan akan melegalkan atau memperluas judi olahraga pada 2021. Sebelumnya, banyak analis ekonomi di AS memerkirakan, hampir setengah negara bagian di AS kemungkinan akan melegalkan taruhan olahraga pada akhir 2021 ini.
Laporan itu memerkirakan, pendapatan dari pasar judi olahraga di AS akan mencapai US$2,6 miliar – US$3,1 miliar di 2021 atau meningkat sebanyak 100% dari pendapatan di 2020 yang sebesar US$1,55 miliar. GC sebelumnya memerkirakan pasar judi olahraga di AS bisa mencapai US$3 miliar- US$5,2 miliar di 2023, dengan asumsi 25 dari 37 negara bagian di AS ikut melegalkan judi online.
Mereka juga memerkirakan, legalisasi judi di beberapa negara bagian AS akan membuat AS menjadi pasar judi olahraga terbesar di dunia melewati China. Bahkan, jika negara bagian besar seperti California, Florida atau Texas tak melegalkan judi online.
Namun, pendapatan yang beredar dari judi itu jauh lebih besar dari perkiraan itu. Pasalnya, perkiraan pendapatan yang diperoleh secara legal itu didapat dari sisa bayaran kemenangan taruhan dan biaya-biaya lainnya. Negara-negara bagian AS yang melegalkan pasar judi olahraga hanya memungut pajak atas komponen uang sisa itu.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, pun berencana mengoperasikan judi olahraga untuk memaksimalkan pendapatan pajak. Pasalnya, dari mereka yang bertaruh di pasar judi New Jersey, 20% justru merupakan penduduk New York.
“Pada saat New York menghadapi defisit anggaran bersejarah karena pandemi Covid-19, struktur taruhan olahraga online saat ini mendorong sebagian besar penduduk New York untuk bepergian ke luar negara bagian untuk membuat taruhan olahraga online,” kata Cuomo.
Katanya, New York memiliki potensi untuk menjadi pasar taruhan olahraga terbesar di Amerika Serikat dan itu bisa membuat mereka membangun kembali New York dari krisis Covid-19. Dia meminta New York State Gaming Comission untuk mengeluarkan permintaan proposal untuk melisensikan operator atau platform judi di New York.
Perusahaan besar judi olahraga pun menyambut usulan itu. Yaniv Sherman, Kepala Pengembangan Komersial 888 Holdings, mengatakan, mereka menyambut baik kemungkinan masuknya New York. “New York selalu menjadi komponen penting, strategis, dan paling ditunggu-tunggu dari setiap agenda perjudian online AS,” kata dia.
Demikian pula, Adam Greenblatt, CEO BetMGM, mengatakan perusahaannya sangat ingin memasuki pasar New York. “(Itu) Berpotensi membawa dolar pajak yang bocor (untuk) kembali ke New York dari pembukuan luar negeri dan negara bagian terdekat,” ungkap Adam. (*)