DELISERDANG | Menghasilkan 26.000 ton bahan baku tebu (BBT), Pabrik Gula (PG) Sei Semayang milik PTPN2 terus dioptimalkan setelah kembali beroperasi pada 25 Febuari 2020 lalu.
“PG Sei Semayang rencananya akan dilakukan maintenance (perawatan). Mengingat sudah 25 hari beroperasi setelah vakum sejak tahun 2014 (tidak beroperasi selama 6 tahun),” papar Koordinator Humas PTPN2, Sutan Panjaitan, pada Ahad (5/4/2020).
Dijelaskan Sutan, maintenance PG Sei Semayang dilakukan bertepatan tenaga tebang tebu yang tersedia berkurang, karena berkaitan dengan himbauan untuk social dan physical distancing, sehingga pasokan tebu (BBT) hanya cukup untuk memenuhi satu pabrik gula saja.
“Akan tidak efisien apabila mengoperasionalkan dua pabrik gula. Manajemen secara kolektif memutuskan untuk hanya mengoperasikan satu pabrik gula saja, yaitu PG Kwala Madu,” kata Sutan.
Sutan mengungkapkan, terhitung tanggal 20 Maret 2020 lalu, PG Sei Semayang dihentikan untuk sementara operasionalnya. “Selama operasional dihentikan, PG Sei Semayang dilakukan pembenahan peralatan. Pembenahan itu masih tanggung jawab mitra. Saat ini kondisi peralatan pabrik sudah dalam kondisi siap untuk giling,” sebutnya.
Dikatakan, direncanakan pada 11 April 2020 mendatang, PG Sei Semayang beroperasi kembali. Bahan baku tebu telah terpenuhi seiring kedatangan cane harvester (alat tebang tebu mekanis).
“Kita berharap bencana Covid-19 mereda sehingga bahan baku tebu cukup untuk kebutuhan operasional dua pabrik gula agar percepatan swasembada gula nasional khususnya Sumatera utara tercapai,” imbuh Sutan. (*)
Laporan: Hendra