MEDAN | Putri (bukan nama sebenarnya) masih lagi berumur 14 tahun. Putri mungkin tak pernah menyangka kalau penderitaannya menahankan sakit selama lebih kurang 2 tahun ini, akan berujung dengan baik.
Putri yang merupakan anak perempuan tiri dari seorang penjual ikan yang tinggal di kawasan Mabar, Medan, ini, bisa melewati masa operasi pengangkatan kista pada indung telur di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) pada Selasa 17 Maret 2020 kemarin.
Awalnya Putri datang ke RS USU pada 25 Febuari 2020 dengan keluhan perut membesar yang dialaminya lebih kurang 2 tahun. Karena makin membesar, Putri mulanya sering diejek hamil. Akibatnya, Putri terpaksa putus sekolah.
Karena perut kian membesar ini, Putri merasa perutnya menyesak namun tidak ada nyeri pada perut dan sedikit sesak nafas. Putri sendiri diketahui sudah mendapat haid sejak umur 12 tahun dan tidak ada keluhan haid.
Saat datang ke RS USU, Putri ditangani langsung Prof Dr dr Fidel Ganis Siregar, M.Ked(OG) SpOG(K), yang juga Wakil Rektor 2 USU itu.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian didapati massa setentang ulu hati (prosesus xiphoideus), massa kistik, immobile dan dilakukan pemeriksaan USG. Lalu, disimpulkan sebagai kista ovarium Permagna (giant) yang bersepta karena besarnya tak bisa lagi diukur oleh alat USG. Tetap dicurigai ganas, mengingat terjadinya pada perempuan usia remaja.
Karena dicurigai ganas, pasien kemudian dilanjutkan pemeriksaan darah untuk penanda keganasan serta scanning perut pada 25 Febuari 2020. Setelah lebih kurang 2 minggu kemudian didapati hasil darah tanda keganasan tidak dijumpai namun dari hasil scanning dokter spesialis radiologi dijumpai kecurigaan suatu kanker ovarium.
Berdasar hasil pemeriksaan, oleh Prof Fidel, dibantu dr Riza Rivany SpOG(K) dan beberapa dokter peserta pendidikan spesialis di antaranya dr Masdaharul dan dr Mia Hayatun Pasaribu, maka direncanakan untuk laparatomi ditambah imprint durante operasi pada 17 Maret 2020.
Saat operasi ditemukan tumor sebesar 35x30x25 cm pada indung telur sebelah kiri jenis massa kista. Setelah diangkat kemudian ditimbang, lebih kurang berat tumornya mencapai 8 kg.
Dari hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi saat operasi berlangsung oleh Dr dr Delyuzar SpPA, diketahui bahwa tumor itu cenderung tidak ganas.
Maka, oleh Prof Fidel diputuskan untuk mempertahankan Rahim (uterus) dan indung telur sebelah kanan dengan harapan suatu saat Putri bisa haid dan hamil.
Saat dijenguk Prof Fidel Ganis Siregar, pada Rabu (18/3/2020) di ruang rawat inap RS USU, Putri sudah bisa tersenyum dan merasa perutnya lebih ringan. Putri di hadapan ayah tirinya lalu berjanji kepada Prof Fidel untuk kembali bersekolah lagi.
Kista Ovarium
Menurut Prof Fidel Ganis Siregar, yang juga Exco PSSI Sumut itu, Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur (ovarium) wanita. Kista ini biasanya muncul selama masa subur atau selama wanita mengalami menstruasi.
Tiap wanita memiliki dua indung telur (ovarium), satu di bagian kanan dan satu lagi di sebelah kiri rahim. Ovarium yang berukuran sebesar biji kenari ini merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Ovarium berfungsi menghasilkan sel telur tiap bulan (mulai dari masa pubertas hingga menopause), serta memproduksi hormon estrogen, progesteron dan androgen. Fungsi ovarium terkadang dapat terganggu, kista termasuk jenis gangguan yang sering terjadi.
Sebagian besar kista yang berukuran kecil tidak menimbulkan gejala. Kista ini biasanya akan hilang sendiri tanpa pengobatan.
Kista baru menimbulkan masalah jika tidak kunjung menghilang atau justru makin membesar. Dalam kondisi seperti ini, penderita dapat merasakan nyeri panggul atau perut kembung. Kondisi serius dapat terjadi saat kista pecah atau jaringan ovarium terpelintir sehingga memerlukan penanganan secepatnya.
Terbentuknya kista ovarium tergantung dari berbagai faktor. Bisa terkait dengan siklus menstruasi maupun akibat ada pertumbuhan sel yang tidak normal. Walaupun terdapat pertumbuhan sel yang abnormal, biasanya kista ovarium bersifat jinak.
Langkah penanganan terhadap kista ovarium dilakukan berdasarkan usia pasien, jenis, atau ukuran kista. beberapa pilihan penanganan kista ovarium, salah satunya hanya pemantauan rutin saja jika kista masih kecil dan tidak menimbulkan gejala. Namun jika kista membesar, dapat dilakukan tindakan operasi pengangkatan kista.
Berbeda dengan tumor lain pada organ reproduksi yang ada deteksi dini sebelum terjadi keganasan (misal: Pap Smear pada leher rahim/cervix) maka pada tumor ovarium belum ada deteksi dininya maka sulit untuk dapat mencegah timbulnya kista. Kendati demikian, pemeriksaan panggul secara teratur dapat memantau jika terjadi perubahan pada ovarium. Pemeriksaan juga perlu dilakukan jika terjadi mengalami menstruasi di luar kebiasaan. (*)
Laporan: Hendra/ril