MEDAN | Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar seminar nasional dengan tema ‘Peningkatan Spiritual Melalui Pendidikan Islam’. Seminar digelar di ruang VIP kampus UMSU Jalan Muchtar Basri, Medan, pada Sabtu (10/6/2023).
Seminar ini menghadirkan Guru Besar FAI Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Tobroni MSi sebagai narasumber. Kegiatan ini turut dihadiri Rektor UMSU Prof Dr Agussani MAP yang diwakili Wakil Rektor II Prof Dr Akrim, Dekan FAI UMSU Assoc Prof Dr M Qorib MA beserta para wakil dekan, Prof Dr Syaiful Akhyar Lubis MA, Dosen, Prodi dan Mahasiswa S2 FAI UMSU serta mahasiswa semester akhir dari Kamboja.
Wakil Rektor II Prof Dr Akrim MPd, dalam sambutannya mengharapkan, acara positif ini dapat memberikan pengetahuan dan bertukar informasi. “Alhamdulillah, suatu kebanggaan bagi kita semua, dikunjungi oleh Prof Tobrani. Insya Allah di momen ini kita akan berbagai pengetahuan dan bertukar informasi. Salam dari bapak Rektor,” ujar Prof Akrim.
Akrim juga mengatakan terselenggara seminar ini atas kerjasama UMSU dan UMM, sehingga mahasiswa S2 yang hadir jika ingin melanjut ke jenjang S3 bisa ke UMM.
Sebelum masuk sesi seminar Dekan FAI UMSU, Dr Muhammad Qorib MA berkesempatan menyampaikan, informasi terkait perkembangan Muhammadiyah Kota Medan. “Wakil Rektor II, Prof Akrim meraih suara terbanyak pada Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kota Medan,” katanya yang disambut tepuk tangan meriah peserta seminar.
Selanjutnya, dipandu oleh moderator Wakil Dekan I FAI UMSU Dr Zailani MPd itu, Prof Tobrani membawakan ‘Jihad Intelektual Dalam Pengembangan Sumber Daya Insani Melalui AIK di PTMA’. “Ini adalah kuliah umum perdana bagi mahasiswa S2 FAI, tapi hadir juga mahasiswa semester akhir dari Kamboja agar bisa mendapatkan pengetahuan dan sudut pandang dari kegiatan ini,” ujar Dr Zailani sebagai pengantar.
Dalam paparannya, Prof Tobrani mengatakan, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) adalah industri mulia. “Ilmu tanpa moralitas tidak akan maju dan akan kropos. Begitu juga dalam membangun universitas ini seperti membangun industri yang mulia,” kata Prof Tobrani.
Selain itu, dia memaparkan bahwa terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan tradisi intelektual di PTMA seperti masih kuatnya nalar tahayul mistisisme, tantangan yang bersifat politis hingga pola keberagamaan fundamentalisme tekstualisme.
Seminar ditutup dengan diskusi dan penyerahan cendramata serta foto bersama. (*)
Laporan: Dhabit Siregar