Peringatan Mangrove Sedunia, Himmah Sumut Ingatkan BPDASHL

Ilham Fauji Munthe, Wakil Ketua PW Himmah Sumut Foto: Hendra/ist]

MEDAN | Wakil Ketua Pengurus Wilayah Himpunan Mahasiswa Al Washliyah Sumatera Utara (PW Himmah Sumut), Ilham Fauji Munthe. mengingatkan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) di Provinsi Sumut agar bekerja maksimal dan tidak menyalahgunakan jabatannya terkhusus mengenai program padat karya untuk Percepatan Ekonomi Nasional (PEN).

“Dengan restorasi penanaman mangrove yang diluncurkan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo melalui Perpres Nomor 20 Tahun 2020, tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) pada April 2021 lalu, program padat karya untuk PEN berjalan dengan maksimal,” kata Ilham pada siaran persnya yang diterima, Kamis (28/7/2022).

Ilham menyebutkan, semua pihak harus bersyukur atas program yang telah digagas oleh Presiden Jokowi. Hal ini penting untuk Indonesia dan seluruh dunia. “Ini adalah program restorasi mangrove terbesar di dunia. Himmah salut atas usaha dari pemerintah Indonesia. Himmah mengapresiasi upaya pemerintah untuk melakukan rehabilitasi hutan mangrove,” ungkap ilham.

lham mengungkapkan, Provinsi Sumut mendapat kegiatan rehabilitasi mangrove dengan target seluas 11.600 hektare dengan memakan anggaran yang sangat besar. Seluas 5.000 hektare dilaksanakan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Wampu Sei Ular dan seluas 6.600 hektare dilaksanakan BPDAS Asahan Barumun. “Rehabilitasi mangrove ini dilaksanakan dengan pola padat karya mengacu SK.140/Menlhk/Setjen/DAS.0/4/2021,” jelas Ilham.

Ilham menegaskan, BPDASHL di Provinsi Sumut tidak mensia-siakan program ini. BPDASHL harus turun langsung melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan, cross check kelapangan untuk memastikan semua bibit mangrove sudah ditanam sesuai peruntukannya.



“Jangan ada lagi istilah asal tanam saja dan lokasi peruntukan penanamannya sudah tepat. Dalam pelaksanaan juga harus transparansi, diantara hal kecil yang sering ditemukan tidak adanya plang kegiatan. BPDASHL harus terbuka ke publik pada realisasi anggaran rehabilitasinya,” harapnya.

Menurut Ilham, Himmah banyak mendengar isu miring tentang pelaksanaan kegiatan ini. “Isu yang kami dengar itu terkait dugaan penanaman bibit manggrove tidak sesuai lokasi, banyak penanaman yang asal tanam, tidak ditemukan nya plang kegiatan, banyak mangrove yang mati, banyak bibit yang tidak tertanam.

“Kami Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) Sumatera Utara siap turun langsung bersama BPDASHL untuk mengcrosscheck kebenaran isu miring tersebut agar semuanya jelas dan terang benderang tidak menjadi menimbulkan opini publik atau fitnah,” ujar ilham.

Pada kesempatan itu Ilham Fauji Munthe mengucapkan selamat Hari Mangrove sedunia yang mengangkat tema “Mangrove Indonesia Untuk Dunia”.

“Mari kita bersama-sama menjaga atau melindungi hutan mangrove ini. Kelestarian hutan mengrove sangat penting bagi masyarakat terutama masyarakat pesisir. Karena adanya hutan mangrove ini masyarakat terlindungi dari bencana seperti tsunami, badai dan mencegah terjadinya abrasi. Selain itu juga banyak biota yang ada di ekosistem mangrove,” imbuhnya. (*)


Laporan: Hendra

Cari di INDHIE