Tol Binjai–Stabat Rampung, Stabat-Kualanamu Diperkirakan 45 Menit – indhie.com

Tol Binjai–Stabat Rampung, Stabat-Kualanamu Diperkirakan 45 Menit

Uji Laik Fungsi (ULF) dilakukan pada 14–15 Januari 2022 dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) diterima pada 28 Januari 2022. Bagian dari tol Binjai-Langsa sepanjang 131 km. Menunggu arahan regulator untuk diresmikan dan dioperasikan. 
Gerbang Tol Stabat. [Foto: dok Hutama Karya]

JAKARTA | Jolan Tol Trans Sumatera (JTTS) seksi Binjai-Stabat sepanjang 11,8 km telah rampung. Seksi ini merupakan bagian dari JTTS ruas Binjai (Sumut)-Langsa (Aceh) sepanjang 131 km. Seksi ini juga telah terhubung langsung dengan tol Binjai-Medan. Saat ini, jalan Tol Binjai–Stabat tengah menunggu arahan regulator untuk diresmikan dan segera dioperasikan.

Dengan demikian, antara Stabat di wilayah Langkat, Sumut, telah terhubung dengan ruas tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi. Diperkirakan, waktu tempuh antara Stabat ke Bandara Kualanamu dapat dipangkas dari sekitar 2 jam lebih menjadi diperkirakan kurang lebih 45 menit.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Hutama Karya (Persero), merupakan owner proyek tol ini dan PT HK Infrastruktur (HKI) merupakan kontraktor percepatan penyelesaian ruas tol ini. Untuk mempersiapkan pengoperasian Tol Binjai–Stabat, PT Hutama Karya telah melakukan Uji Laik Fungsi (ULF) pada 14–15 Januari 2022 lalu bersama Badan Pengatur Jalan Tol, Bina Marga, Korlantas, BBPJN Sumut, dan instansi lainnya. Adapun Sertifikat Laik Operasi (SLO) telah diterima Hutama Karya pada 28 Januari 2022 lalu.

Menteri BUMN, Erick Thohir, menyampaikan antusiasmenya atas rampungnya proyek JTTS ruas Binjai–Langsa seksi Binjai–Stabat sepanjang 11,8 km. “Jalan Tol Binjai–Stabat akan terhubung langsung ke Tol Medan–Binjai yang sudah terlebih dahulu beroperasi. Kehadiran jalan tol ini akan membantu memangkas waktu tempuh Stabat ke Bandara Kualanamu (KNO) dari 2 jam menjadi kurang lebih 45 menit saja,” terang Erick di laman resmi BUMN pada Rabu (2/2/2022).



Sementara itu, Direktur Utama PT Hutama Karya, Budi Harto, menyampaikan, keberadaan Tol Binjai–Stabat akan membuka konektivitas baru dari Kecamatan Stabat ke Kota Binjai dan bahkan hingga Medan. “Setelah nanti dioperasikan, harapannya dapat mempercepat angkutan barang hingga angkutan manusia,” ujar Budi.

Lebih lanjut Budi juga menjelaskan, tol Binjai–Langsa menghubungkan dua provinsi yakni Sumut dan Aceh sehingga juga akan berdampak mendongkrak perekonomian daerah setempat. “Dalam percepatan penyelesaian Tol Binjai–Stabat, seluruh proses konstruksi hingga proses pembebasan lahan berjalan dengan baik. Kami berterima kasih atas dukungan semua stakeholder sehingga pembangunan tol ini dapat berjalan lancar, minim kendala dan sesuai target yang telah ditentukan,” tutup Budi Harto.

Ruas Tol Binjai–Langsa sepanjang 131 km, terdiri dari 5 seksi yakni:

  • seksi 1 (Binjai–Stabat) 11,8 km
  • seksi 2 (Stabat–Tanjung Pura) 26,2 km
  • seksi 3 (Tanjung Pura–P. Brandan) 19, km
  • seksi 4 (Pangkalan Brandan-Kuala Simpang) 45 km
  • seksi 5 (Kuala Simpang-Langsa) 29 km

Ruas tol ini nantinya akan dilengkapi oleh 5 buah Interchange (IC) atau Simpang Susun.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang ±1.065 Km dengan 534 Km ruas konstruksi dan 531 Km ruas beroperasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh yakni Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (141 km), Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung (189 km), Tol Palembang–Indralaya (22 km), Tol Medan-Binjai (17 km), Tol Pekanbaru–Dumai (132 km), Tol Sigli–Banda Aceh seksi 3 Jantho–Indrapuri (16 km) dan seksi 4 Indrapuri–Blang Bintang (14 km). (*)