Sisi pariwisata, Medan Utara punya sejumlah lokasi yang bisa dijadikan objek terkenal di Sumatera.
Di Marelan ada Danau Siombak yang kini mulai dibenahi aktivis mangrove Wibi Nugraha cs. Wisata Mangrove juga bisa dinikmati di sana dan Kelurahan Sicanang.
Di dekat Danau Siombak itu, ada Situs Kota Cina yang memiliki nilai sejarah dan ilmu pengetahuan bagi yang ingin belajar.
Sementara Medan Labuhan, ada Masjid Raya Al Osmani yang menjadi masjid tertua di Kota Medan. Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Labuhan karena lokasinya yang berada di Kecamatan Medan Labuhan.
[foto: tropenmuseum]
Medan Utara juga menjadi kawasan yang dilalui Sungai Deli. Sebelum Belawan dijadikan pelabuhan, Sungai Deli menjadi jalur perdagangan bagi Pusat Pemerintahan Kerajaan Deli yang tersohor di Sumatra Timur kala itu, yakni Labuhan Deli.
Jika upaya memaksimalkan peran Sungai Deli dianggap hanya semata urusan BWSS, maka itu sebuah kekeliruan. Sungai Deli harusnya bisa lebih bermanfaat ketimbang dipaksa jadi tempat pembuangan sampah dan limbah. Mungkin saja Pemko Medan di periode tahun depan mau bermimpi menjadikan Sungai Deli sebagai jalur transportasi air ketimbang mendorong tol dalam kota yang sampai saat ini belum memiliki konsep yang jelas.
Tentang transportasi air, selain keberanian memperbaiki hulu sungai, tentu saja limbah rumah tangga dan industri tak dibuang ke sungai itu. Buang saja ke proyek pipanisasi limbah yang proses pengerjaannya kemarin memporak-porandakan jalanan di Medan. Sungai Deli pun tak lagi jadi tempat pembuangan.
Dengan modal-modal itu, rasanya kita masih belum percaya bahwa Medan Utara kini menjadi kawasan tertinggal di Kota Medan. Lalu, apa yang membuat Medan Utara begitu menderita?
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.