Diancam Sanksi AS-Eropa, China Tetap Dagang dengan Rusia

Sejak 2010, China merupakan mitra dagang terbesar Rusia. China menentang semua sanksi unilateral sepihak yang ilegal.
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, XI Jinping, dalam pertemuan bilateral di Vladivostok, Rusia, September 2018. (foto: Mikhail Metzel/TASS Host Photo Agency)

BEIJING | Perang antara Rusia-Ukraina tidak hanya berjalan antara dua negara tersebut. Perang di belahan Eropa bagian timur itu juga dilengkapi dengan sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari negara-negara Eropa Barat terhadap Rusia.

Meski demikian, China menegaskan tetap akan melanjutkan hubungan perdagangan dengan Rusia. Demikian dinyatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers reguler di Beijing, China, pada Selasa (1/3/2022).

“Seperti yang telah berulang kali kami katakan, kami percaya bahwa sanksi bukanlah solusi yang efektif untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah posisi konsisten China bahwa kami menentang semua sanksi sepihak yang ilegal. China dan Rusia akan terus melakukan kerja sama perdagangan normal dengan semangat saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan,” kata Wang Wenbin, seperti dikutip dari laman resmi Kemenlu China, pada Selasa (1/3/2022).

Wang, mengatakan, China selalu mendukung dan mendorong semua upaya diplomatik yang kondusif untuk penyelesaian damai krisis Ukraina dan menyambut baik peluncuran negosiasi damai oleh Rusia dan Ukraina. “Kami telah mencatat bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan putaran baru negosiasi segera. Kami berharap mereka dapat melanjutkan proses dialog dan negosiasi untuk mencari penyelesaian politik yang mengakomodasi masalah keamanan yang absah dari kedua belah pihak, mencapai keamanan bersama di Eropa dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas Eropa,” kata Wang Wenbing.

Wang juga menjawab pertanyaan awak media AS yang menanyakan mengapa China tidak menggambarkan serangan Rusia ini sebagai “invasi”. “Kami telah menjawab pertanyaan ini berkali-kali. Anda dapat merujuk ke itu. Saya ingin menekankan bahwa posisi China dalam masalah Ukraina tetap konsisten. Kami tidak memiliki kepentingan egois dalam masalah Ukraina. China selalu memutuskan posisinya berdasarkan manfaat dari masalah Ukraina itu sendiri,” kata dia.

Juru Bicara Kemenlu China, Wang Wenbin. [Foto: dok Kemlu China]
Menurut dia, isu Ukraina memiliki konteks sejarah yang kompleks dan faktor-faktor yang riil. “Situasi saat ini bukanlah yang ingin kita lihat. Prioritas utama adalah agar semua pihak menahan diri untuk mencegah situasi di lapangan di Ukraina memburuk atau bahkan lepas kendali. Kehidupan dan keselamatan harta benda warga sipil harus dijamin secara efektif, dan khususnya, krisis kemanusiaan skala besar harus dihindari,” kata Wang.

China, ditambahkan Wang, juga mengaku siap memainkan peran konstruktif dalam meredakan situasi di Ukraina.



Hubungan dagang Rusia-China sudah terjalin cukup lama. Di kurun 1990-an, nilai perdagangan keduanya masih berkisar US$5 miliar – US$8 miliar. Di era 2000-an, nilai perdagangan keduanya hendak digenjot hingga US$100 miliar. Namun, krisis ekonomi 2008 yang melanda memaksa mereka mengerem perdagangan itu.

Sejak krisis 2008 itu, China kemudian menjadi mitra dagang terbesar Rusia. Bea Cukai Rusia mencatat, pada 2016 nilai total perdagangan Rusia-China mencapai US$66,1 miliar. Di 2017, Kementerian Perdagangan China mencatat nilai perdagangan sebesar US$80 miliar. Kedua negara ini optimis dapat meningkatkan volume perdagangan menjadi US$200 miliar di dekade 2020-an ini.

Kedunya banyak menukar komoditi. Namun, salah satu yang utama adalah soal energi. Seperti diketahui, China merupakan negara pengkonsumsi energi terbesar di dunia sejak era 2010-an. Pada Mei 2014 lalu, China dan Rusia juga telah menandatangani kesepakatan jual-beli gas senilai US$400 miliar. Dimulai 2019, Rusia akan memasok gas alam ke China selama 30 tahun.

Kedua negara ini tidak hanya terjalin dalam hubungan dagang dan energi, tetapi juga banyak sektor lain, termasuk militer dan tentu saja letak geografis yang berdekatan. (*)

Cari di INDHIE