STOCKHOLM | Pengeluaran militer di dunia naik 3,7% pada 2022 dan mencapai rekor tertinggi sebesar US$2,2 triliun. Demikian informasi dari laporan lembaga riset militer Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dilaporkan pada April 2023 kemarin.
“Pengeluaran global tumbuh sebesar 19% selama dekade 2013–22 dan meningkat setiap tahun sejak 2015,” demikian di antara resume laporan SIPRI yang dikutip pada Kamis (15/6/2023).
Perang Rusia-Ukraina menjadi pendorong utama pertumbuhan pengeluaran pada 2022 lalu. Dianalisis SIPRI, pengeluaran militer di Eropa naik 13% selama tahun tersebut, yang merupakan peningkatan tahunan terbesar dalam total pengeluaran Eropa di era pasca-perang dingin. “Peningkatan pengeluaran di beberapa bagian Asia dan Oseania juga berkontribusi pada pertumbuhan global pada 2022,” kata mereka.
SIPRI juga merangkum sepuluh besar negara dengan pengeluaran militer terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat (AS), China, Rusia, India, Arab Saudi, Inggris, Jerman, Perancis, Korea Selatan, dan Jepang. Sementara Ukraina berada di urutan ke-11 dengan pengeluaran US$44 miliar (Lihat grafis di link ini: Grafis 15 Negara dengan Belanja Militer Terbesar Dunia 2022). Indonesia sendiri dimasukkan ke urutan ke-27 dengan pengeluaran US$9 miliar.
Menurut analisis SIPRI, 15 negara dengan belanja militer terbesar di 2022 lalu mencapai 82% atau US$1,8 triliun dari pengeluaran militer seluruh dunia. “Rusia, misalnya, meningkatkan pengeluarannya sekitar 9,2% untuk berpindah dari urutan lima ke urutan tiga di dunia pada 2022. Sementara Ukraina masuk 15 besar untuk pertama kalinya setelah peningkatan pengeluaran militernya sebesar 640%,” tulis SIPRI.
Perang Rusia-Ukraina memang telah meningkatkan belanja militer. Persentase belanja militer pun tersebut terhadap produk domestik bruto (PDB/GDP). “Dengan 34% dari PDB pada 2022, beban militer Ukraina sejauh ini merupakan yang terbesar dari negara manapun di dunia,” demikian SIPRI. (*)
Laporan: Nirwan
