Presiden Afghanistan Putuskan 1.500 Tahanan Taliban Dibebaskan

Para tahanan Taliban difoto oleh AssociatedPress pada 14 Desember 2019 di penjara Pul-e-Charkhi, Kabul, Afghanistan. Di antara negosiasi AS-Afghanistan adalah pembebasan 5.000 tahanan Taliban. [Foto: Rahmat Gul/AP)

KABUL | Salah seorang Presiden Afghanistan saat ini, Ashraf Ghani, mengeluarkan keputusan pada Rabu (11/3/2020) pagi waktu setempat, untuk membebaskan 1.500 tahanan Taliban. Afghanistan saat ini memiliki dua orang yang mengklaim diri sebagai Presiden, yaitu Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah.

Pembebasan yang diteken Ghani ini dinilai sebagai isyarat untuk memulai negosiasi baru di internal Afghanistan. Hasil ini merupakan salah satu tindak lanjut negosiasi antara pihak Amerika Serikat (AS) dan Afganistan sebelumnya. Dalam kesepakatan itu, sebanyak 5 ribu tahanan taliban direncanakan dibebaskan dari tahanan.


BACA JUGA: Negosiasi Amerika Serikat-Taliban, AS Janji Tarik Pasukan


Dilansir dari AssociatedPress, Rabu (11/3/2020), Mullah Nooruddin Turabi, Kepala Komisi Tahanan Taliban, sudah dikirim ke tahanan taliban dan keluarga mereka. Taliban juga bersikeras bahwa mereka tidak akan mengikuti pembicaraan dan negosiasi di internal Afganistan sampai seluruh kolega mereka di tahanan dibebaskan.

Meski dibebaskan, para tahanan juga diminta untuk memberikan jaminan tertulis bahwa mereka tidak akan kembali ke medan perang. “Sisa 3.500 tahanan akan dibebaskan setelah negosiasi intra-Afghanistan dimulai dan 500 akan dibebaskan setiap dua minggu jika Taliban mengurangi kekerasan di medan perang,” demikian di antara keputusan yang ditekan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.



Dua sosok yang mengklaim diri sebagai Presiden Afghanistan saat acara pengambilan sumpah jabatan: Abdullah Abdullah (kiri), dan Ashraf Ghani (kanan). [Foto: Rahmat Gul/AP)
Namun, konflik politik di internal Afganistan sangat runcing. Saat ini, dua orang yang mengklaim diri sebagai Presiden Afghanistan, yaitu Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah, didukung oleh masing-masing pendukungnya. Kedua-duanya telah mengambil sumpah sebagai Presiden Afghanistan pada 9 Maret 2020 lalu. Meski demikian, sumpah Ghani dihadiri oleh pejabat AS. Pengambilan sumpah Ashraf kemarin juga diwarnai dengan ledakan roket di ibukota Afghanistan, Kabul.

Meski konflik meruncing, AS telah mulai menarik pasukannya sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani pada 29 Februari lalu dengan Taliban. Pada fase pertama, Washington akan mengurangi kontingen pasukannya menjadi 8.600, turun dari 13.000 pasukan yang ada saat ini.

“Jika Taliban mematuhi komitmen mereka untuk menolak menjadi tempat berlindung teroris di Afghanistan, Washington akan menarik sisa pasukannya selama 14 bulan,” demikian di antara isi perjanjian seperti yang dikutip dari AssociatedPress. (*)

Bagikan:

Cari di INDHIE

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*