Dosen FK UMSU Edukasi Kesehatan di Panti Asuhan Muhammadiyah Medan

Siswa panti asuhan putra Muhammadiyah tampak antusias mendengar edukasi kesehatan dari dosen FK UMSU. [foto: risfan]

MEDAN | Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FK UMSU) menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Medan Kota. Kegiatan ini berlangsung sejak Desember 2018 hingga Juni 2019.

Kegiatan yang merupakan bagian dari Program Kemitraan Masyarakat ini diketuai oleh dr Febrina Dewi Pratiwi SpKK dengan anggota dr Ratih Yulistika Utami MMed Ed dan dr Hervina SpKK FINSDV.

Febrina Dewi Pratiwi mengatakan, kegiatan ini bertajuk “Edukasi dan Tata Laksana Penyakit Kulit yang Berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan: Aspek Farmakologi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).



“Adapun tujuan kegiatan ini adalah menambah pemahaman dan keterampilan wali dan siswa panti mengenai kesehatan lingkungan dan bagaimana menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal,” ujarnya.

Pratiwi berharap, dengan bertambahnya pemahaman ini nantinya dapat mencegah terjangkit penyakit kulit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.

Selain itu, lanjut Pratiwi, wali dan siswa Panti diberikan pemahaman penyakit-penyakit kulit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan serta keterampilan penanganan awalnya, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih berat.

Sasaran kegiatan ini adalah wali dan siswa Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Medan Kota. “Kita menargetkan lewat kegiatan ini wali dan siswa panti memiliki pengetahuan dan keterampilan penanganan awal penyakit kulit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan khususnya scabies,” jelasnya.

Pratiwi menjelaskan, Skabies merupakan penyakit kulit yang endemis di wilayah beriklim tropis dan subtropis, seperti Afrika, Amerika Selatan, Karibia, Australia Tengah dan Selatan serta Asia.

Skabies sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga prioritas penanganannya rendah, namun sebenarnya scabies kronis dan berat dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

Skabies menimbulkan ketidaknyamanan karena menimbulkan lesi yang sangat gatal. Akibatnya, penderita sering menggaruk dan mengakibatkan infeksi sekunder terutama oleh bakteri Group A Streptococci (GAS) serta Staphylococcus aureus. Komplikasi akibat infestasi sekunder GAS dan S aureus sering terdapat pada anak-anak di negara berkembang.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu berupa pelatihan dan penyuluhan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi kegiatan membersihkan seluruh ruangan panti, serta tatalaksana awal penyakit skabies, dan role play.

Kegiatan ini memberikan manfaat positif bagi panti asuhan dan siswanya. Pratiwi mengungkapkan, awalnya siswa panti kurang memperhatikan kebersihan dan terdapat hamper seluruh siswa yang menderita skabies.

“Namun setelah mengikuti kegiatan ini, seluruh siswa, dengan kesadaran sendiri dan pengawasan wali pantia suhan, mereka lebih memperhatikan kebersihan lingkungan dan sebagian besarsiswa sembuh dari scabies,” pungkas Pratiwi. (*)


Laporan: Risfan Sihaloho

Cari di INDHIE

Be the first to comment

Leave a Reply