RS Muhammadiyah Medan Masih Bungkam, Ayah Korban Cuma Ingin Jumpa Dokter

Wakil Ketua DPRD Sibolga Jamil Zeb Tumory (kanan) diterima Direktur RS Muhammadiyah, dr Reza (kiri), Senin (29/07/2019) sore, terkait dugaan kelalaian penanganan rumah sakit.
[foto: hendra/ist/indhie]

MEDAN | Kasus dugaan salah penanganan pasien luka bakar, Fathir Arif (2 tahun 7 bulan), oleh Rumah Sakit Umum (RSU) Muhammadiyah belum menemukan titik terang. Pasalnya, dr Fitriani dan Hendra yang menangani Fathir beberapa waktu lalu, belum memberikan keterangan resminya terkait dugaan kesalahan penanganan pasien terutama di penanganan awal seperti tidak memberi cairan infus kepada Fathir.

Akibatnya, setelah dirawat di Intensive Care Unit (ICU) RSU Haji Medan, Fathir menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (26/7/2019) sekitar pukul 19.30 WIB.

Dokter yang menangani Fathir menyatakan, bayi dari pasangan Arif Siahaan (36) dan Putri Rahayu (31) meninggal karena kekurangan cairan plasma akibat luka bakar. Padahal, pentingnya memberikan infus kepada pasien luka bakar sebagai proses rehidrasi untuk mengganti cairan plasma yang hilang.




Berita Terkait:
Pasien Wafat, Dugaan Kelalaian di RS Muhammadiyah Medan Diminta Diproses
Dugaan Kasus di RS Muhammadiyah Medan, Awalnya Ayah Korban Sempat Lega


Sehubungan itu, pada Senin (29/7/2019) kemarin, pihak RS Muhammadiyah sudah bertemu dengan keluarga bayi. Arif bersama Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumory, bertemu dengan Direktur RS Muhammadiyah, dr Muhammad Reza, di rumah sakit yang terletak di Jalan Mandala By Pass, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung.

Dalam pertemuan itu, Arif Siahaan mengaku, ingin bertemu dengan dokter yang menangani anaknya. “Semalam saya sama anggota dewan dari Sibolga ketemu sama orang RS Muhammadiyah. Mereka janji mau jumpakan saya dengan dokter yang meriksa anak saya. Itu aja saya minta,” aku Arif saat ditemui di rumahnya, Jalan Kasuari II, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai.

Arif sendiri mengaku ingin bertemu bukan karena ingin keluarganya diberi santunan. “Dan sampai hari ini saya pun belum ada diberi santunan. Saya cuma mau ketemu dengan dokter yang meriksa anak saya. Saya ingin sampaikan sesuatu,” lirih Arif seraya melihat ke arah langit dengan raut wajah murungnya.

Dalam pertemuan itu, menurut Arif, dr Reza berjanji akan memfasilitasi kembali pertemuan antara dr Fitriani dan dr Hendra bersama Arif. Tetapi hingga kini pertemuan itu tak kunjung berlangsung.

Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak RS Muhammadiyah, maupun Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang membawahi manajemen rumah sakit itu, mengenai penanganan awal pasien. (*)


Laporan: Bolang

Cari di INDHIE

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Dugaan Kasus di RS Muhammadiyah Medan, Awalnya Ayah Korban Sempat Lega – indhie
  2. Pasien Wafat, Dugaan Kelalaian di RS Muhammadiyah Medan Diminta Diproses – indhie

Leave a Reply