Mengapa Sudan Bergolak di 2023? – indhie.com

Mengapa Sudan Bergolak di 2023?

Dua jenderal yang bertempur sebelumnya bergabung bersama. Konflik Sudan sudah berjalan panjang dan lama.
Pasukan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan di Pelabuhan Sudan pada 16 April 2023. [foto: AFP/net)

SUDAN | Sebanyak 969 Warga Negara Indonesia (WNI) sudah dievakuasi dari Sudan. Pasalnya, konflik bersenjata antara faksi-faksi pemerintah militer yang dimulai pada April 2023 lalu sudah sangat mengkhawatirkan. Awal pertempuran dimulai di Sudan barat, di ibu kota Khartoum, dan di wilayah Darfur. Hingga 25 April, setidaknya 559 orang telah tewas dan lebih dari 4.000 lainnya terluka.

Pertempuran dimulai dengan serangan pasukan paramiliter Quwwat ad-Daʿm as-Sari (Pasukan Dukungan Cepat/Rapid Support Forces/RSF) yang dikomandoi Mohamed Hamdan “Hemedti” Dagalo, ke situs-situs utama pemerintah. Serangan udara, artileri, dan tembakan dilaporkan terjadi di seluruh Sudan termasuk di Khartoum.

Pada 11 April 2023, pasukan RSF dikerahkan di dekat kota Merowe dan di Khartoum. Pasukan Angkatan Bersenjata (AB) Sudan di bawah Jenderal Abdul Fattah al-Burhan, memerintahkan mereka untuk pergi, tetapi ditolak. Hal ini menyebabkan bentrokan ketika pasukan RSF menguasai pangkalan militer Soba di selatan Khartoum. Pada 13 April, pasukan RSF memulai bergerak lagi.

Pada 15 April, RSF menyerang beberapa pangkalan Angkatan Bersenjata Sudan di Sudan, termasuk Khartoum dan bandaranya. Bentrokan juga terjadi di Istana Kepresidenan dan di kediaman Jenderal al-Burhan. AB Sudan membalas dan menutup semua bandara dan melakukan serang udara ke posisi RSF. Jembatan dan jalan di Khartoum ditutup, dan RSF mengklaim bahwa semua jalan menuju selatan Khartoum ditutup.

Pada 16 April, AB Sudan mengambil-alih Bandara Merowe. Bentrokan berlanjut pada 17 April di bandara Khartoum, Omdurman, dan Merowe.

Jenderal Hemedti (kiri) dan Jenderal Burhan (kanan). [foto: net]
Pada 23 April 2023, kedua jenderal itu, Jenderal al-Burhan dan Jenderal Hemedti sama-sama mengklaim menguasai beberapa situs utama pemerintah, termasuk markas militer umum, Istana Kepresidenan, Bandara Internasional Khartoum , kediaman resmi Burhan, dan markas SNBC. Pertempuran berlanjut. AB Sudan mengklaim penurunan kemampuan tempur RSF, sementara RSF juga mengklaim telah menembak jatuh sebuah jet tempur MiG milik AB Sudan.



Konflik Sudan antara dua jenderal ini pun berjalan hingga kini. Padahal sebelumnya, kedua jenderal ini, Jenderal Burhan dan Hemedti, terlibat bersama dalam kup militer terhadap pemerintahan Sudan pada 25 Oktober 2021.

Ceritanya, jauh sebelumnya, dalam revolusi Sudan yang dimulai sejak demonstrasi Desember 2018 hingga meledak pada April 2019, President Omar al-Bashir berhasil digulingkan militer yang waktu itu dipimpin oleh Jenderal Ahmad Awad ibn Auf. Jenderal Awad hanya sehari memimpin dan harus menyerahkan kepemimpinan ke Jenderal Burhan.

Burhan memimpin transisi militer hingga draft konstitusi baru berlaku efektif pada Agustus 2019. Kemudian, terbentuk Dewan Transisi Kedaulatan yang berisi militer dan sipil yang juga dipimpin Burhan dengan Abdala Hamdok diangkat sebagai Perdana Menteri. Direncanakan pemilu akan digelar pada 2023. Namun, pada Oktober 2021, Burhan mengambil-alih kekuasaan dengan didukung Jenderal Hemedti yang kemudian menjadi wakilnya. Lalu, antara kedua jenderal ini pun bertempur memerebutkan kekuasaan.

Konflik Sudan bukan sekali ini. Sejak merdeka tahun 1956, Sudan telah mengalami lebih dari 15 kudeta militer dan lebih dikendalikan oleh militer meski memakai bentuk republik. (*)


Sumber: Diramu dari berbagai sumber