MEDAN | Program Studi (Prodi) Kesejahteraan Sosial (Kessos) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) tidak hanya mendukung melainkan terus mensukseskan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digelar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Dengan mengikuti program ini, para mahasiswa Kessos FISIP UMSU itu telah mempunyai pengalaman penting dan beradaptasi dengan masyarakat luar Sumatera Utara, seperti suku terpencil di Kabupaten Gorontalo, mendampingi masyarakat miskin peserta PKH, beradaptasi dengan mahasiswa dan masyarakat di wilayah Manado dan Makasar, serta kampus-kampus lainnya.
Demikian terungkap dalam audiensi 10 mahasiswa Prodi Kessos yang telah selesai mengikuti program MBKM ini di Kantor Prodi Kessos gedung FISIP UMSU, Medan, pada Senin (7/2/2022).
Menurut Ketua Prodi Kesos FISIP UMSU, Mujahiddin SSos MSP, kesepuluh mahasiswa yang mengikuti Program MBKM tersebut tersebar dalam berbagai semester dan program MBKM.
“Jadi terdapat enam orang yang ikut serta pada program pertukaran mahasiswa yaitu atas nama Tri Aulita Nadila, Sundari, Putri Febria Liza, Aini Tasya, Muhammad Rionaldo, Jasmine Jamilah. Satu orang pada program proyek independen yaitu atas nama Dicky Renaldi dan terdapat tiga orang yang mengikuti program Pejuang Muda yaitu atas nama Aidil Aldan, Chairunnisa dan Hanifa Martogi Chairunnisa Siahaan,” ujar Mujahiddin, didampingi Seketaris Prodi Kesos Sahran Saputra SSos MSos.
Lebih lanjut Mujahiddin mengatakan, Program MBKM yang diikuti oleh mahasiswa Kessos FISIP UMSU ini tentu memberikan banyak pengalaman bagi setiap mahasiswa. Hal ini dikarenakan ada pengalaman-pengalaman pembelajaran baru yang dirasakan oleh mahasiswa, baik itu proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan di kampus-kampus yang berbeda dan juga pengalaman yang dirasakan langsung ketika turun ke masyarakat.
“Bagi mahasiswa kita yang mengikuti program studi independen merasakan bagaimana pengalaman hidup beradaptasi di masyarakat suku terpencil di Kabupaten Gorontalo dengan membawa program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal desa. Sedangkan bagi mahasiswa kita yang mengikuti program pejuang muda Kemensos, merasakan pengalaman turun langsung mendampingi masyarakat miskin yang menjadi peserta PKH,” ujarnya.
Tidak hanya itu, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan program pertukaran pelajar juga merasakan hal yang sama. Jasmine Jamilah, Putri Febria Liza dan Aini Tasya mengaku sangat senang bisa mengikuti program pertukaran pelajar, karena selain bisa berkuliah secara langsung di Kampus yang ada di wilayah Manado dan Makasar mereka juga bisa turun melihat beberapa kehidupan masyarakat lokal di wilayah tersebut.
“Jadi kami memang tinggal di Manado dan ada juga yang di Makasar. Kami juga berkesempatan untuk melihat kehidupan masyarakat lokal yang ada di Manado atau Makasar. Selain itu, pengalaman lainnya adalah kami juga bisa mengikuti perkuliahan secara daring di kampus-kampus ternama seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada,” ujar Jasmine dan Liza.
Seperti diketahui, selain mendengarkan pengelaman setiap mahasiswa selama mengikuti program MBKM, Prodi Kessos FISIP UMSU juga memberikan informasi kepada mahasiswa terkait proses konversi nilai yang nantinya akan diberikan kepada setiap mahasiswa yang mengikuti program MBKM. (*)