INDHIE | Lata Mangeshkar, penyanyi legendaris India, wafat pada Ahad (6/2/2022), di Mumbai, India. Pendendang lagu dalam film India yang laris di Indonesia seperti Kabhi Kushi Kabhi Gham (2001) dan duet bersama Rhoma Irama dalam lagu Wahai Pesona ini, wafat di usia 92 tahun.
Lata mulanya terdeteksi Covid-19 pada 8 Januari 2022 dengan gejala ringan. Dia dirawat di Rumah Sakit Breach Candy, Mumbai, selama 28 hari. Lata telah menunjukkan pemulihan meski tetap berada di ruang ICU. Para dokter yang merawatnya telah melepas ventilator pada 28 Januari. Namun, pada 5 Februari, dokter memutuskan kembali memasang ventilator setelah kesehatannya memburuk. Lata kemudian dinyatakan wafat pada Ahad 6 Februari 2022 pukul 08:12 waktu setempat karena disfungsi multi organ.
Penyanyi yang lahir di Madhya Pradesh pada 28 September 1929 itu, telah berkarya lebih dari 70 tahun, menyanyi di seribuan film, dan bernyanyi dalam belasan atau mungkin dua puluhan ribu lebih lagu.
Pemerintah India telah memerintahkan dua hari berkabung nasional untuk menghormati Lata. Bendera nasional India juga dikibarkan setengah tiang mulai Ahad hingga Senin ini.
Bagi warga India dari segala profesi dan lapisan, ini jelas merupakan sebuah kepedihan. Presiden India, Ram Nath Kovind; Wakil Presiden, Venkaiah Naidu; Perdana Menteri, Narendra Modi; kabinet India, kalangan industri musik dan film Bollywood, selebritas, olahragawan, penggemar, dan netizen menyatakan belasungkawa mereka, secara langsung maupun di akun-akun medsos mereka. Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan; Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina; Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa; dan banyak lagi untuk disebutkan, mengungkapkan kesedihan mereka atas wafatnya Lata.
Upacara terakhir dan kremasi diadakan dengan acara kenegaraan di Taman Shivaji Mumbai pada Ahad itu. Modi mengatakan, kesedihan dirinya tak terkatakan. “Lata Didi yang baik dan begitu perhatian, telah meninggalkan kami. Dia meninggalkan kekosongan di negara kami yang tidak dapat diisi kembali,” tulis Modi di akun twitternya.
Rahul Gandhi, dari partai oposisi India, juga menyampaikan belasungkawa mendalam. “Dia tetap menjadi suara paling dicintai di India selama beberapa dekade. Suara emasnya abadi dan akan terus bergema di hati para penggemarnya,” demikian ditulis di akunnya.
Pertentangan politik telah menguap sementara saat “Nightangle (burung Bulbul) of India” ini pergi.
* * *
Lata sudah berlatih bernyanyi sejak usia 5 tahun di bawah asuhan ayahnya, Deenanath Mangeshkar, yang juga seorang penyanyi klasik dan aktor panggung. Kemudian, dilatih lagi oleh seorang komposer bernama Aman Ali Khan. Di usia belia, Lata tampil di depan umum untuk pertama kalinya di usia 9 tahun dan merekam lagu pertamanya pada usia 13 tahun.
Sebulan setelah dia merekam lagu pertamanya, ayahnya meninggal. Setelah itu, Lata pun mulai menghidupi empat adik dan ibunya dengan bekerja di industri film dan musik Bollywood. Vinayak Damodar Karnataki, sahabat keluarga Mangeshkar, kemudian membantu Lata dalam karirnya. Setelah Vinayak wafat pada 1948, Ghulam Haider lantas menjadi mentor Lata.
Mulanya jalannya tidak mudah. Namun, peruntungan datang. Lata menyanyikan lagu yang begitu terkenal, Aayega Aanewala, dalam film Mahal (1949). Kemudian, dia memenangkan penghargaan prestesisus di India Filmfare untuk lagu Aaja Re Pardesi dalam film Madhumati (1958). Setelah itu, sejarah lebih banyak bercerita.
Lagu Aye Mere Watan Ke Logon (Rakyat Negeriku), yang dinyanyikan Lata pertama kali pada Januari 1963 di Stadion Nasional India di hadapan Presiden India Sarvepalli Radhakrishnan dan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, sesaat setelah Perang India-China (1962), telah menjadi lagu kebangsaan yang terus diminta untuk dinyanyikan Lata semasa hidupnya. Lagu yang ditulis Kavi Pradeep dan dikomposisi C. Ramchandra, dinyanyikan untuk mengenang dan menghormati prajurit India.
“Aku sudah menyanyikannya selama 33 tahun terakhir ini,” kata Lata dalam sebuah konser ‘Lata An Era In An Evening‘ di Mumbai, pada 1997, “tapi jika aku tidak menyanyikannya, orang-orang akan berdiri dan komplain kepadaku, dan mereka bilang aku harus menyanyikan lagu ini.”
Lalu, Lata pun menyanyikan lagu patriotik itu dengan suaranya yang begitu lembut, mengharukan, dan menghujam ke dalam jiwa. Orang-orang pun berdiri.
Pada 2001, Lata dianugerahi Bharat Ratna, kehormatan sipil tertinggi di India. Dia juga telah memenangkan empat Filmfare Best Female Playback Award. Pada 1969, ia mengembalikan penghargaan Filmfare untuk mempromosikan bakat-bakat baru penyanyi India. Dia kemudian dianugerahi Filmfare Lifetime Achievement Award di 1993 dan Filmfare Special Awards di 1994 dan 2004.
Namun, akan terlalu banyak penghargaan dan lagu-lagunya untuk disebut di sini.
* * *
Meski seluruh bakat dan penghargaan ada dalam dirinya, tetapi Lata bukanlah orang yang suka dengan perhatian berlebih seperti laiknya artis dan selebriti. Dia hidup di apartemennya yang kecil. Raja Dangdut Indonesia, Rhoma Irama, dalam channel Youtube-nya, Rhoma Irama Official, mengungkap hidup Lata yang begitu sederhana ini.
Rhoma mengungkapkan kekagumannya pada Lata. “Saya pertama kali mendengar lagu India dari lagu Lata Mangeshkar. Sejak itu, saya jatuh cinta dengan lagu India. Waktu itu saya masih SD,” kata Rhoma dalam video podcast yang diupload di channel youtube-nya pada 20 Agustus 2021. Dia juga mengaku belajar vokal dari Lata melalui lagu yang didengarnya dari radio dan piringan-piringan hitam. “Saya mengidolakan Lata Mangeshkar,” kata Rhoma.
Rhoma akhirnya bisa mengeluarkan album yang berduet dengan idolanya itu. Mula-mula, musik dasarnya dibikin di Indonesia dan dikirim ke India. Kemudian Rhoma dan tim pergi ke India untuk duet rekaman bersama Lata di Mumbai, India, pada 1992. Di sinilah Rhoma terkejut dengan sosok kesederhanaan Lata.
Rhoma tak menyangka kalau apartemen Lata yang kecil dan sederhana. “Jadi bayangan saya ketika pergi ke India, saya pikir dia seperti artis lain, berias. Namanya legend, kan. Bayangan saya rumahnya berhektar-hektar, pakaian, dan alat rumah tangga juga dahsyat. Begitu saya ketemu, saya kaget sekaget-kagetnya,” ” ungkap Rhoma.
Rhoma menemui Lata di rumahnya yang terletak di lantai dasar sebuah apartemen lama. “Rumahnya sederhana sekali. Masya Allah saya kaget sekali,” ceritanya,”Ketok pintu, dan langsung Lata yang membukakan pintu. Bajunya sederhana sekali, warna putih.”
Menurut Rhoma, Lata itu orang yang sedikit berbicara. “Ini rumah saya satu-satunya. Uang saya, saya bangunkan rumah sakit. Saya tidak suka pegang harta,” kata Rhoma menirukan jawaban Lata waktu itu ketika dia bertanya tentang apartemen itu.
Akhirnya, Rhoma pun berduet dengan Lata. Beberapa lagunya yaitu Wahai Pesona, Musim Cinta, Sekuntum Mawar Merah, dan Di Tepi Pantai. Lagu-lagu itu meledak di Indonesia, dan jelas sudah begitu familiar di Indonesia.
Demikian juga dengan suara Lata yang begitu fasih membawakan lagu dengan lirik Indonesia sehingga banyak yang menyangka bahwa lagu Wahai Pesona dan Sekuntum Mawar Merah itu dinyanyikan oleh orang Indonesia sendiri. Bukan hanya di masa orang-orang tua zaman dulu, tetapi pada saat-saat belakangan juga, suara Lata banyak dinikmati di film-film India yang laris di Indonesia seperti Kabhi Khushi Kabhie Gham (2001), Veer Zaara (2004), serta banyak lagi.
Demikianlah, Lata bukan hanya dicintai di India. Suara emasnya telah masuk ke telinga orang-orang di kepulauan ini dan mengendap dalam jiwa-jiwa. begitu memesona. Terimakasih, Lata. selamat jalan wahai pesona… (*)