JAKARTA | Organisasi guru di Indonesia, Ikatan Guru Indonesia (IGI), menyarankan agar tahun ajaran (TA) baru 2020/2021 digeser ke Januari 2021. Pasalnya, kondisi pandemi Covid-19 saat ini dinilai masih belum kondusif bagi siswa jika sekolah-sekolah dibuka kembali.
“Sebaiknya tahun ajaran baru digeser ke Januari 2021 dan selama satu semester digunakan untuk peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran daring,” kata Ketua IGI, Muhammad Ramli, di Jakarta, pada Rabu (27/5/2020), seperti diberitakan Antara.
Menurutnya, dengan menggeser TA baru, Kemendikbud bisa fokus meningkatkan kompetensi guru selama enam bulan, sehingga pada Januari 2021 sudah bisa menyelenggarakan pembelajaran daring berkualitas jika ternyata wabah Covid-19 belum tuntas.
Ramli mengatakan, saat ini pembelajaran belum optimal karena gurunya tidak memiliki kompetensi yang cukup, kuota data yang kurang memadai, dan peralatan yang kurang tersedia.
Ramli mengungkap beberapa alasan lain untuk penggeseran TA itu. Di antaranya, memberikan kepastian akan membuat dunia pendidikan memiliki langkah-langkah yang jelas terutama terkait minimnya jumlah guru yang memiliki kemampuan dalam menjalankan pembelajaran daring.
Kedua, menghindarkan siswa dan orang tua dari stres berkepanjangan. Pasalnya, orang tua memikirkan keselamatan anaknya di sekolah.
Ketiga, menghindarkan siswa dari penularan Covid-19 dan keempat portal layanan pendidikan tak mampu menggantikan guru.
Alasan kelima, menjadikan tahun anggaran selaras dengan tahun ajaran. Fakta lapangan menunjukkan berbedanya tahun anggaran dan tahun ajaran mengakibatkan kepala sekolah harus berutang kemana-mana agar bisa menyelenggarakan ujian nasional karena dana BOS belum cair. (*)