Di Sibolangit, Gubsu Edy Rahmayadi: “… Cocok Kam Rasa?”

MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, menghadiri pertemuan akbar dan pesta rakyat, Gerakan Masyarakat Mandiri Membangun Bangsa (GM3B) dengan Credit Union, yang digelar Yayasan Persatuan Kelompok Ate Keleng (Perkeleng) di Taman Jubelium GBKP, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (30/8/2019) siang.

Dalam acara itu, Edy berjanji akan mengembangkan program pembangunan ekonomi kemasyarakatan itu, agar manfaatnya dirasakan oleh warga dan anggota Credit Union sendiri.

“Saya datang ke sini ingin ini berubah. Saya akan tindak lanjuti kegiatan ini ke arah yang positif, tidak ada urusan nanti kita mau milih siapa, tak ada urusan, cocok kam rasa,” tegas Edy yang disambut tepuk tangan dari ribuan anggota Yayasan Perkeleng. Untuk diketahui, yayasan ini di bawah moderamen (pemimpin tertinggi) Gereja Batak Karo Protestan (GBKP).

Dalam sambutan yang diiringi lagu Mejuah-juah itu, Edy menyampaikan, pada tahun 1864 Friedrich Wilhelm Raiffeisen mendirikan Credit Union di Jerman. Hal ini atas dasar perekonomian masyarakat yang cukup memprihatinkan kala itu. Kemudian program Credit Union mulai merambah, sehingga sampailah di masyarakat Sumut dan membawa manfaat. Manfaat itu bisa dirasakan hingga kini karena Credit Union menjadi salah satu koperasi besar yang masih berjalan di Sumut.

Untuk itu Edy berharap seluruh masyarakat yang tergabung di dalamnya agar mengimplementasikan program Credit Union ini, terutama dalam menghimpun dana dan simpan pinjam, guna kemajuan sekaligus kesejahteraan masyarakat, terlebih lagi anggotanya.

“Kumpulan orang-orang ingin maju dikatakan Friedrich, syaratnya satu adalah percaya dengan pengurus koperasi. Dengan adanya acara ini yang dihadiri ribuan masyarakat pastikan hasilnya sama yang terjadi di Jerman sana,” harap Edy.

Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM yang diwakili Asisten Deputi Pembiyaan Nonbank dan Perpajakan, Santoso menyatakan, kegiatan Credit Union dapat memberdayakan kegiatan UKM dan masyarakat.

Santoso menjelaskan, dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan koperasi, Kementerian melaksanakan sejumlah program, yakni program reformasi total koperasi, pengembangan kewirausahaan, cleaning vocational dan standarisasi verifikasi kompetensi.

Dari program reformasi total koperasi, bertujuan mengubah paradigma koperasi dari kuantitas menjadi kualitas. Yang dimaksudkan dalam program itu membekukan koperasi yang izinnya tak lengkap.

“Dari sebelumnya 212.000 koperasi, saat ini menjadi 126.000 koperasi. Jadi banyak koperasi-koperasi yang sudah dibekukan. Alasanya karena koperasi itu tidak memiliki surat izin yang jelas dan kegiatan yang semestinya,” jelas Santoso.

Koperasi dan UMKM, sambung Santoso, dalam perekonomian nasional punya peran yang sangat strategis. Sebagai contoh, penyerapan tenaga kerja dari koperasi itu hampir 132 juta atau sekitar 2/3 dari penduduk di Indonesia.

“Ketika koperasi dan UMKM ini tidak dikelola dengan baik, tentu ini akan menjadi permasalahan sendiri, baik itu pemerintah pusat dan pemerintah daerah, itu terkait dengan pengangguran dan kemiskinan,” katanya.

Sebelumnya, sebagai tanda meresmikan pembukaan acara tersebut, dilakukan dengan upacara pemukulan gong dan pemotongan kue, lalu pengguntingan pita.

Selanjutnya panitia acara menyematkan Kain Uis yang merupakan pakaian adat tradisional Karo kepada Gubernur sebagai tanda kehormatan.

Dalam acara itu turut hadir Bupati Karo Terkelin Brahmana, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Koperasi UKM Karo Eddy Ridwan Ginting, Ketua panitia dan sekretaris panitia Yayasan Perkeleng Rahmat Surbakti. (*)

---

Laporan: Bolang